Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Award Kebohongan PSI Berujung Perkara

SUDIRMAN SAID : Canda Tidak Lucu, Tak Perlu Atensi Untuk Remeh Temeh

Minggu, 13 Januari 2019 14:40 WIB
Award Kebohongan PSI Berujung Perkara SUDIRMAN SAID : Canda Tidak Lucu, Tak Perlu Atensi Untuk Remeh Temeh

RM.id  Rakyat Merdeka - PartaiSolidaritas Indonesia (PSI) baru-baru ini memberikan Kebohongan Award Awal Tahun 2019 kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, dan Andi Arief. Ketiga nama itu dituduh PSI sudah membuat kebohongan pada awal tahun 2019.

Kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, PSI mengganjar penghargaan ‘Kebohongan Terlebay Awal Tahun 2019.’ Dalihnya, Prabowo sudah membuat kebohongan terkait penggunaan selang cuci darah untuk pasien yang sudah dipakai 40 kali di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pernyataan ini dibantah oleh pihak RSCM.

Untuk cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, PSI memberikan penghargaan ‘Kebohongan Terhakiki Awal Tahun 2019’ terkait pernyataan Sandi yang mengatakan, perusahaannya saat membangun jalan tol Cipali bisa melakukannya tanpa utang. Ternyata, menurut PSI, pembangunan tol Cipali yang dilakukan perusahaan Sandiaga dilakukan lewat pinjaman bank.

Baca juga : DARA ADINDA NASUTION : Kami Ingin Berikan Antibiotik Hoaks Kepada Masyarakat

Kepada politikus Partai Demokrat Andi Arief, PSI memberikan penghargaan ‘Kebohongan Terhalus Awal Tahun 2019.’ Andi dianggap telah menyebarkan kebohongan terkait isu tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos.

Kontan saja award itu membuat pendukung Prabowo-Sandi geram. Adavokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan beberapa elite PSI. Yakni, Ketua Umum PSI Grace Natali, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Tsamara Amany, dan Ketua DPP bidang Perempuan Dara Adinda Kusuma Nasution.

Reaksi politikus Partai Demokrat cukup keras ketika menerima penghargaan untuk Andi Arief yang diantar PSI menggunakan ojek online ke kantor DPP Partai Demokrat. Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang menerima penghargaan dari PSI langsung membuang piagam itu ke tempat sampah.

Baca juga : YANDRI SUSANTO : Kader Di Daerah Meminta Supaya Bang Bara Dipecat

“PSI telah menabrak fatsun dan kepatutan dalam adab berpolitik sesama partai. Adab politiknya nol besar,” tutur Ferdinand.
Apa yang dilakukan PSI, menurut Ferdinand, telah melampaui kapasitas sebagai partai. Sebuah penghargaan, lanjut Ferdi¬nand, harus jelas kriterianya, metodologinya, penjuriannya hingga jelas siapa saja yang diikutkan di dalam award tersebut.

Andi Arief memilih menempuh jalur hukum. Andi Arief to the point langsung mempolisikan PSI. Banyak kalangan menilai langkah PSI sebagai cara mencari perhatian untuk mendongkrak popularitas. Namun cara itu dianggap tidak mendidik. Seharusnya partai dalam melihat sebuah persoalan mendiskusikannya dalam ranah pendidikan intelektual.

Dengan begitu bisa muncul solusi terhadap sebuah persoalan, bukannya malah dijadikan lomba nyinyir-nyinyiran. Langkah PSI ini memicu konsekuensi hukum besar.

Baca juga : BARA HASIBUAN : Mereka Tidak Punya Hak Mendesak Saya Mundur

Lantas apa maksud PSI memberikan award tersebut? Apa benar ini sebuah strategi untuk menggenjot suara agar lolos ke Senayan? Kepada Rakyat Merdeka, salah satu kader PSI, Dara Dinda Nasution, yang turut dilaporkan ACTA menuturkan selengkapnya. Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, Sudirman Said pun menanggapinya:

Tanggapan Anda terkait sikap PSI, yang beberapa waktu lalu memberikan kebohongan award untuk capres-cawapres jago Anda?
Biasanya penghargaan atau award, dirancang dan diberikan oleh lembaga-lembaga independen. Dan penghargaan diberikan atas capaian-capaian positif. Ini agak unik ya partai politik memberikan award kepada tokoh partai lain. Jadinya seperti canda yang tidak lucu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.