Dark/Light Mode

Ketika Partai Baru Menampik Berkoalisi Dengan Partai Lama

RAJA JULI ANTONI: Ibarat Air Dan Minyak, Tidak Bisa Disatukan

Senin, 22 April 2019 10:57 WIB
Ketika Partai Baru Menampik Berkoalisi Dengan Partai Lama RAJA JULI ANTONI: Ibarat Air Dan Minyak, Tidak Bisa Disatukan

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan petinggi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), bahwa mereka tidak akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di semua level Pemilu, dianggap berlebihan. Sebagai partai baru, PSI dinilai tidak perlu menyampaikan hal tersebut. Sebelumnya, Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan, mereka tidak akan berkoalisi dengan PKS di semua level pemilu. “Saya ingin mempertegas pernyataan Sekjen PSI beberapa hari lalu, bahwa PSI tidak akan pernah berkoalisi dengan PKS di semua pemilihan umum kepala daerah,” tandas Grace. 

Namun, Grace tak merinci apa alasannya. Dia lanjut berbicara tentang partai-partai yang mencalonkan bekas napi korupsi dan mendukung intoleransi. “Kami sudah mencoba menawarkan sebuah debat politik yang sehat, dengan menggugat posisi partai nasionalis. Tapi, tak ada tanggapan atas pertanyaan kami. Kenapa masih korupsi. Kenapa mencalonkan koruptor. Kenapa diam melihat intoleransi,” ucapnya. 

Soal PSI “haram” berkoalisi dengan PKS memang sebelumnya dilontarkan Sekjen PSI Raja Juli Antoni. “Sebagai partai nasionalis ideologis, PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS di seluruh pilkada gubernur, bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Haram bagi PSI berkoalisi dengan PKS,” tandasnya. 

Baca juga : Golkar Usul Amran Dipertahankan

Lantas, apa alasan PSI enggan berkoalisi dengan PKS? Apa tanggapan PKS? Berikut ini, pernyataan Raja Juli Antoni dan ditanggapi Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nurwahid.

Di level apa saja PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS? 
Begini ya, sebagai partai nasionalis ideologis, PSI tidak akan berkoalisi dengan PKS di seluruh pilkada gu-bernur, bupati dan walikota di seluruh Indonesia. Haram bagi PSI berkoalisi dengan PKS. 

Alasannya apa, kok sampai bilang haram segala berkoalisi dengan PKS? 
Kami ini, Partai Solidaritas Indonesia dengan Partai Keadilan Sejahtera, ibarat air dan minyak yang tidak bisa disatukan. Ya, ibarat air dan minyak. 

Baca juga : HASYIM ANSYARI : Tidak Sanksi Diskualifikasi

Memangnya, Partai Keadilan Sejahtera kenapa? 
PSI percaya dengan demokrasi, tidak boleh bekerja sama dengan PKS yang hanya menjadikan demokrasi sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan Islam versi mereka. 

Faktanya, politik ini dinamis dan suara PKS lebih besar dari PSI. Apa hal itu tidak dipertimbangkan? 
Perolehan elektoral PKS sekitar 6 persen, tapi pengaruhnya semakin besar. Kampanye Calon Presiden saja disulap menjadi event agama yang eksklusif, seperti yang dikeluhkan mantan Presiden SBY. Bayangkan kalau PKS yang berkuasa, tidak tahu apa jadinya Indonesia. 

Apakah hal ini tidak terlalu cepat dinyatakan PSI sebagai partai baru. Mengingat, PKS juga berkoalisi dengan partai nasionalis. 
Melihat data koalisi partai-partai di Pilkada, politik pragmatis nirideologis berorientasi kekuasaan belaka, membuat partai-partai yang mengaku partai nasionalis, tanpa beban berkoalisi dengan PKS. Biar PSI mengambil posisi tegas. 

Baca juga : Pramono Ubaid: Kami Surati Dirjen Dukcapil, Tapi Dikirim Cuma 103 Nama

Faktanya, banyak partai nasionalis yang berkoalisi dengan partai non nasionalis? 
Oleh karena itu, saya mengimbau semua partai berideologi nasionalis, agar berikrar untuk tidak berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera. 

Anda yakin, mereka mau mengikuti imbauan itu? 
Ya, saya ragu, apakah partai-partai nasionalis senior mau menarik garis tegas seperti yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia. [NNM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.