Dark/Light Mode

Kantong Plastik Berbayar Pernah Diterapkan Tiga Tahun Lalu

TUTUM RAHANTA : Kalau Rp 2.000 Orang Sakit Hati

Senin, 4 Maret 2019 11:04 WIB
Kantong Plastik Berbayar Pernah Diterapkan Tiga Tahun Lalu TUTUM RAHANTA : Kalau Rp 2.000 Orang Sakit Hati

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mulai menerapkan kembali Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) pada Jumat, 1 Maret 2019. Harga minimal untuk satu kantong plastik Rp 200. Tapi, ada juga yang harganya berbeda, menyesuaikan brand masing-masing. 

Aprindo menerapkan kembali kebijakan itu, sebagai bentuk komitmen untuk mengurangi belanja dengan menggunakan kantong plastik sekali pakai. Akankah kebijakan ini berhasil? Mengingat kebijakan serupa sudah pernah diterapkan tiga tahun lalu, namun kemudian tak terdengar lagi kelanjutannya. 

Selain itu, semua pihak juga diharapkan bekerja sama. Pihak sekolah misalnya, mengajar anak didiknya tentang lingkungan, LSM mendorong pengurangan penggunaan plastik. 

Baca juga : AHMAD BAIDHOWI : Kira-kira Kalah, Ngapain Dipaksakan Berkoalisi

Selain itu, Pemda perlu mendorong dan mengukur pengurangan penggunaan plastik di level rumah tangga. Diukur sehari berapa kantong plastik, dan setelah penerapan aturan, apakah ada pengurangan atau tidak. Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Wakil Ketua Umun Aprindo, Tutum Rahanta.

Bagaimana penerapan Kantong Plastik Tidak Gratis? 
Ini baru mulai. Orang bilang, ini istilahnya baru pencet tombol. Saya kira, yang sudah siap, ya jalan. Yang belum akan prepare, sistemnya diperbaiki. Saya kira, ini dikembalikan kepada masing-masing anggota, karena ini sifatnya hanya komitmen di antara kita sesama pemain. Jadi, tidak ada yang memberikan sanksi. Karena payung hukumnya tidak ada. 

Sudah berapa perusahaan yang menerapkan? 
Kalau dari kemarin sih, sekitar 30 perusahaan yang sudah siap. 

Baca juga : DIN SYAMSUDDIN: Partai Politik Islam Akan Terus Tarik Menarik

Yang belum siap, apa alasannya? 
Kita tidak bisa memaksakan yang secara manajemen memerlukan adaptasi berbagai hal, karena ritel modern ini kan berjaring, nanti toko yang satu memberikan diskon, yang satu tidak kan kacau. Kan tidak bisa begitu. Kita harus melihat, bahwa kita tidak ingin keinginan baik itu akan berdampak buruk untuk operasional kita, itu juga tidak boleh. Jadi kita kembalikan lagi kepada teman-teman anggota. 

Gerakan ini sama dengan penerapankantong plastik berbayar pada 2016.Kalau ditanya maksud, tujuan dan keinginannya, ya sama. Tetapi, di dalam pelaksanaannya, dulu trial di 23 kabupaten/kota.

Nah, sekarang ini kita melakukannya secara nasional, bedanya di situ. Trial di 23 kabupaten kota saja sudah cukup baik, daripada berpolemik sana-sini, orang membicarakan bagaimana sampah plastik ini. Kami ini kan ada bagian yang bisa kami lakukan, ya kenapa tidak. 

Baca juga : Acep Purnama : Saya Sudah Datang Ke Bawaslu, Jujur Saya Khilaf

Berarti, tujuannya untuk mengurangi sampah plastik? 
Iya, fokus utama itu. Toh, kami juga kan pernah trial diminta pemerintah. 

Hasil uji coba sebelumnya bagaimana? 
Cukup baik. Di toko-toko yang melakukan ini, berkurang hampir 30 persen. Cukup signifikan perubahannya. YLKI menilai, angka Rp 200 untuk membeli kantong plastik terlalu murah, sehingga tidak akan berdampak siginifikan dalam mengurangi jumlah sampah plastik? 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.