Dark/Light Mode

Pidato Agus Yudhoyono Diklaim Pro 01, 02 Tidak Terima

DAHNIL ANZAR SIMANJUNTAK : Iramanya Sama Dengan Prabowo Dan Sandiaga

Selasa, 5 Maret 2019 13:42 WIB
Pidato Agus Yudhoyono Diklaim Pro 01, 02 Tidak Terima DAHNIL ANZAR SIMANJUNTAK : Iramanya Sama Dengan Prabowo Dan Sandiaga

RM.id  Rakyat Merdeka - Pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada acara Partai Demokrat menimbulkan kontroversi. Pasalnya, dalam pidato politik tersebut, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat itu, tak sekalipun menyebut nama Prabowo Subianto. 

Padahal, sejatinya partai besutan SBY tersebut mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, dalam Pemilu 2019. Pada kesempatan tersebut, AHY hanya menyampaikan rekomendasi Partai Demokrat untuk Pilpres 2019. 

Baca juga : SUDARYATMO: Rp 200 Tak Kurangi Penggunaan Kresek

Tidak disebutkannya nama Prabowo di pidato tersebut memunculkan spekulasi. Banyak yang menilai, pidato itu menujukkan Partai Demokrat tidak sepenuh hati mendukung Prabowo-Sandi, atau malah memilih netral di Pemilu 2019. 

Lantas bagaimana pandangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait spekulasi ini? Apakah mereka sepakat dengan anggapan, pidato tersebut menujukkan bahwa Partai Demokrat cenderung netral pada Pilpres 2019. 

Baca juga : TUTUM RAHANTA : Kalau Rp 2.000 Orang Sakit Hati

Bagaimana pandangan BPN soal spekulasi seputar pidato AHY? 
Yang jelas, bagi kami tidak ada spekulasi, biasa saja. Pidato yang disampaikan Mas AHY, ketika menggantikan Pak SBY itu terang. Semua yang beliau sampaikan itu terkait dengan visi-misi, yang menjadi concern Pak Prabowo dan Bang Sandi. Misalnya terkait harga pangan, lapangan pekerjaan, kemudian tentang kualitas demokrasi kita yang menurun. 

Jangan-jangan Anda kurang tepat menilai... 
Itu semua kan visi-misi yang berulang kali juga disampaikan Pak Prabowo dan Bang Sandi. Tone-nya atau iramanya sama. Jadi, apa yang disampaikan Mas AHY itu, adalah suara Pak Prabowo dan Bang Sandi. Dalam pidato itu, Mas AHY dengan terang mengkritik pemerintahan ini. Dari situ saja, secara implisit kelihatan keberpihakannya seperti apa. 

Baca juga : AHMAD BAIDHOWI : Kira-kira Kalah, Ngapain Dipaksakan Berkoalisi

Tapi, Prabowo tidak disebut sama sekali. Itu bisa diterjemahkan sebagai sikap netral Demokrat, atau bahkan condong ke Jokowi? 
Dalam politik, bahasa tidak harus selalu low context, tetapi juga high context. Kalau orang yang rajin baca pasti paham, pesan yang disampaikan dalam pidato Mas AHY itu, adalah pesan high context, tafsir, dan keberpihakannya jelas. Kalau orang yang tak paham betul pesan high context, pasti akan bilang mengambang dan segala macam. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.