Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Agar Terhindar Dari Kejahatan Siber

Ortu Dan Guru Diminta Pantau Anak Ketika Bermain Medsos

Selasa, 5 Juli 2022 15:11 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Angka pengguna internet yang semakin tinggi ikut menyumbang aktivitas kejahatan di dunia maya. Tindak kejahatan dunia maya yang paling sering terjadi adalah perundungan.

Anggota Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Japelidi Dr Rismi Juliadi menjelaskan, media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, maupun TikTok dibuat untuk saling berinteraksi.

Baca juga : Energi Baru Terbarukan Buka Lebih Banyak Loker

"Media sosial punya sisi tujuan yang positif bagi penggunanya, seperti untuk personal branding, pemasaran digital, sarana belajar, sumber informasi, ataupun menjadi ladang penghasilan baru,” kata Rismi dalam diskusi bertajuk 'Bijak dalam Bersosial Media Tanpa Cyber Bullying', dikutip Selasa (5/7).

Tapi, menurut Dosen Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini, medsos juga memunculkan hal-hal yang negatif. Mulai dari penyebaran berita hoaks, perundungan atau bullying, penipuan, pelanggaran privasi, serta yang paling ekstrem, pornografi.

Baca juga : Wow! 300 Ribu Posyandu Di Tingkat RT Mau Diaktifkan

Dalam diskusi tersebut Anggota Relawan Edukasi Antihoaks Indonesia (Redaxi) Afiyati menambahkan, salah satu contoh perundungan di media sosial yang jarang diketahui orang adalah mengintip seluruh aktivitas seseorang. Atau istilahnya, cyber stalking.

Selain itu, ada doxing atau membagikan data pribadi seseorang ke dunia maya. Serta, revenge porn atau membalas dendam melalui penyebaran foto dan video vulgar seseorang. "Ada banyak sekali perilaku-perilaku tidak menyenangkan di dunia internet yang mengarah pada perundungan," bebernya.

Baca juga : Abai Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Memicu Kepikunan

Dia pun meminta para orangtua ataupun guru agar jeli memantau anak-anak yang bermain medsos. Tujuannya, agar tidak menjadi korban maupun pelaku tindakan tidak terpuji tersebut.

"Kita harus tahu cyber bullying, karena terkadang ada anak yang menjadi korban cyber bullying di media sosial tapi dia tidak mengerti. Anak-anak pun tidak tahu mau mengadu ke siapa, mau berbicara ke mana karena perasaan takutnya,” tutur Afiyati.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.