Dark/Light Mode

Laporan Muhammad Rusmadi Dari Korea Selatan

Energi Baru Terbarukan Buka Lebih Banyak Loker

Kamis, 16 Juni 2022 08:05 WIB
Direktur Jenderal The Global Green Growth Institute (GGGI) Frank Rijsberman.(FB GGGI)
Direktur Jenderal The Global Green Growth Institute (GGGI) Frank Rijsberman.(FB GGGI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya transisi dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT), akan membuka lebih banyak lapangan kerja. Ini sebagai jawaban kekhawatiran sebagian kalangan, transisi ini akan memicu banyaknya orang kehilangan pekerjaan.

Demikian penegasan Direktur Jenderal The Global Green Growth Institute (GGGI) atau Institut Pertumbuhan Hijau Global, Frank Rijsberman. Selama ini, akunya, memang banyak diskusi dan kekha- watiran, ketika suatu negara menghentikan industri atau ekspor batu bara dan bahan fosil lainnya, akan berdampak buruk secara ekonomi.

Baca juga : Bersihkan BUMN Dari Korupsi, Ketegasan Erick Thohir Layak Dicontoh

“Menjawab ini, kami sampaikan argumentasi, telah banyak studi, misalnya di Meksiko, bahkan juga di Indonesia,” jelas Rijsberman, kepada para jurnalis peserta program The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea, di Seoul, Senin, 30 Mei lalu di Kantor Pusat GGGI, Seoul, Korea Selatan.

Dia meyakinkan, jika suatu negara menerapkan Nationally Determined Contribution (NDC), atau Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional, yaitu sebuah rencana aksi iklim mengurangi emisi, dan beradaptasi dengan dampak iklim, dengan hadirnya energi baru terbarukan, akan lebih banyak lagi lowongan kerja (loker) yang tersedia.

Baca juga : Dubes Sulis: Peran Media Penting Di Kepemimpinan Indonesia G20

Salah satunya, dari sisi pengembangan ekonomi hijau ramah lingkungan. Memang awalnya, lanjut mantan Direktur Program Filantropi di Google.org ini (dia memimpin program hibah inisiatif kesehatan masyarakat dan bertanggung jawab atas program dan kemitraan bidang kesehatan, tanggap bencana, geo-informatika, iklim dan perubahan adaptasi), berdampak pada hilangnya sejumlah pekerjaaan terkait dunia perminyakan.

“Tentu Pemerintah harus turut mengawal transisi ini,” tegas pemegang gelar PhD bidang Manajemen dan Perencanaan Sumber Daya Air dari Colorado State University, AS ini. Sebab, jelas Rijsberman, dampaknya akan berbeda atas setiap individu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.