Dark/Light Mode

Jaga Kesehatan Tulang Agar Kualitas Hidup Terjaga Hingga Tua

Kamis, 28 Juli 2022 18:31 WIB
Webinar tentang kesehatan tulang, Kamis (28/7). (Foto: Istimewa)
Webinar tentang kesehatan tulang, Kamis (28/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang harus di rumah saja. Pandemi yang berlangsung lebih dari dua tahun ini juga berisiko membuat kesehatan tulang mengalami kemunduran. Padahal, tulang butuh banyak tekanan dengan berbagai aktivitas gerak agar menjadi padat dan kuat. Tidak ada pandemi pun, kesehatan tulang menurun secara fisiologis seiring bertambahnya usia.

Sejatinya, menjaga kesehatan tulang sedini mungkin makin penting, agar dapat bekerja dan beraktivitas dengan produktif dan tetap aktif menikmati masa tua. Pengetahuan mengenai kesehatan tulang penting sebagai upaya pencegahan. Sebab, permasalahan tulang bersifat silent disease, yang bila dibiarkan dapat menimbulkan risiko yang dapat disesali di kemudian hari.

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Isa An Nagib mengibaratkan, tulang sebagai gelas yang berisi air. Seiring dengan bertambahnya usia, gelas itupun mulai mengalami kebocoran, mulai keluar isi airnya. Kenapa seperti itu? Pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau tulang itu lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun, di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang mengalami degenerasi, terjadi lebih banyak pembongkaran, sehingga isi di dalam gelas berkurang terus.

Baca juga : HUT Ke-11, Blibli Jaga Kepuasan Pelanggan Lewat Ekosistem Terintegrasi

Kondisi seperti itu, apabila terus-menerus dibiarkan, akan membuat kondisi tulang tidak baik. Tulang jadi rentan patah, bahkan hanya karena kepeleset saja. Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan. Pasalnya, akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi berkurang. Untuk memperbaikinya tidak hanya biaya, tapi harus melewati operasi yang berisiko dan masa pemulihan yang panjang.

"Suplemen atau asupan yang bisa memberikan ‘isi’ lagi ke dalam gelas tersebut, sangat diperlukan. Tujuannya, agar gelas yang bocor itu tidak habis airnya. Sebab, apabila air berkurang terus, indeks massa tulang kita juga ikut berkurang, sehingga tulang kita bisa patah, karena kondisinya sudah rapuh dan ringkih," ujar Isa, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama di RS Siaga Raya, dalam webinar tentang kesehatan tulang, kamis (28/7).

Suplemen berfungsi sebagai salah satu filling atau pengisi dari gelas yang sudah bocor tadi, sehingga kondisi kesehatan tulang kita tidak cenderung tergerus terus. Bila kondisinya sudah semakin parah, diperlukan treatment lain untuk menyumpal yang bocor tadi, antara lain dengan pengobatan. Hal ini terjadi apabila kondisi tulang mengalami osteopenia atau osteoporosis.

Baca juga : Narasi Edy Mulyadi Dianggap Lukai Entitas Bangsa

Isa mengatakan, dosis harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur. Usia 1-3 tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya, sedangkan di usia 4-8 tahun meningkat menjadi 1.000 mg per hari, dan 1.300 mg per hari pada usia 9-18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari diperlukan pada seorang wanita saat hamil. "Kita tidak bisa memastikan apakah dari makanan, susu, dan sebagainya bisa mendapatkan kalsium dengan kadar sebesar itu," katanya.

Ia melanjutkan, sebenarnya suplemen itu sama seperti makanan, namun dalam bentuk yang berbeda. “Istilahnya, suplemen itu adalah ekstrak dari makanan yang kita konsumsi," jelas Isa. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk mengkonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan dari karena dari makanan atau susu yang kita konsumsi.

Namun, mengonsumsi kalsium dan vitamin D3 juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan. "Bayangkan, pada saat pandemi, kita banyak minum vitamin D3 dengan kandungan kalsium tinggi. Jika kalsium tersebut itu tidak masuk pada tempatnya, misalnya ke usus, itu akan berbahaya. Bahkan, kalsium juga bisa numpuk ke ginjal, kalau tidak ada yang mengarahkan. Bila kalsiumnya banyak ada di pembuluh darah, maka berpotensi membentuk plak yang membuat risiko serangan jantung," papar Isa.

Baca juga : Relawan Tetap Konsisten Hidup Mati Dukung Anies

Agar konsumsi vitamin D3 dan kalsium bisa pas dan hanya masuk ke tulang, bukan beredar di darah, maka dibutuhkan tambahan Vitamin K2 yang berfungsi mengarahkan dan memastikan kalsium masuk ke tulang. Vitamin K2 itu fungsinya mengikat agar kalsium itu tepat sasaran, diletakkan di tulang, bukan di tempat yang lain.

“Karena kalau kalsium diletakkan di pembuluh darah, akan menjadi plak, dan ini berbahaya dan membahayakan jantung. Artinya, kalau kalsium tidak tepat sasaran dan tercecer di berbagai tempat yang bukan semestinya, akibatnya berbahaya. Nah, fungsi vitamin K2 ini adalah mengarahkan dan mengawal kalsium masuk tepat sasaran ke dalam tulang," papar Isa.

Selain Vitamin K2, kandungan magnesium juga penting yang berfungsinya sebagai pengontrol, agak mirip dengan vitamin D3. Magnesium itu fungsinya untuk membantu penyerapan kalsium, sehingga kadar kalsium di dalam tubuh menjadi cukup. “Artinya, magnesium itu yang mengoptimalkan penyerapan Kalsium dan K2 yang mengarahkan ke tempatnya. Magnesium 50 mg akan membantu mengoptimalkan penyerapan kalsium ke tulang sehingga mencegah resiko adanya kalsium yang tidak terserap tercecer di pembuluh darah,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.