Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Candi Muaro Jambi, Pusat Pendidikan Tinggi Sriwijaya

Kamis, 22 September 2022 10:57 WIB
Candi Muaro Jambi. (Foto: Ist)
Candi Muaro Jambi. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Kawasan ini masih berbentuk kebun durian dan dukuh. Semenjak dahulu, bahkan jauh sebelum pemugaran, warga Muaro Jambi sudah sering mendengarkan cerita orang-orang tua dan para leluhur bahwa di desa mereka, terkubur kompleks candi yang cukup besar.

"Ternyata benar. Keluarga saya juga punya kebun satu hektar yang sekarang masuk wilayah Candi Muaro Jambi ini. Tapi waktu itu masih semak belukar. Buah durian yang jatuh dari pohon di kebun saya itu, ternyata jatuh tepat di atas salah satu candi di sini, itu Candi Gumpung," tutur Mustofa, dikutip Kamis (22/9).

Saat ia terlibat proses pemugaran tahun 1977, Mustofa masih berusia 17 tahun. Pertama kali dilakukan pada Candi Gumpung. Kebetulan, Candi Gumpung saat itu masuk tanah milik keluarga Mustofa.

Baca juga : Jelang SEA Games Kamboja, PP Perbasi Siapkan Timnas Basket Putra

"Milik ayah saya. Dulu kebun durian. Masih kecil saya sering pungut durian yang jatuh," kenangnya.

Sebelum tahu bahwa itu Candi, Mustofa muda sudah mafhum bahwa ada tumpukan batu bata. Tapi tidak tahu bahwa itu adalah Candi Gumpung.

Kini kawasan tersebut dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Meskipun awalnya menolak, warga akhirnya menerima ganti rugi dari pemerintah.

Baca juga : Kemenag: Belum Ada Kerja sama Pendidikan Tinggi Indonesia-Libya

Beberapa difasilitasi untuk berjualan dan membuka usaha di sekitar Candi. Seperti Mustofa. Mustofa sendiri mengaku tidak kaget jika sekarang kebunnya jadi destinasi wisata sejarah yang terkenal. Bahkan disebut sebagai kawasan Candi terluas di Asia Tenggara.

"Karena sejak kakek buyut saya sudah sering bilang. Di sini ada Candi dan bakalan terkenal," bebernya.

Bahkan ia bersyukur karena banyak warga yang punya penghidupan seperti membuka usaha penginapan dan warung-warung.

Baca juga : Amerika-Indonesia Gelar Latihan Tanggap Krisis Dalam GB22

Sejauh ini studi sejarah menyepakati bahwa Muaro Jambi adalah pusat pendidikan tinggi di masa Kerajaan Sriwijaya. Tempat para sisya dan bikkhu menimba ilmu soal agama, tata negara, pengobatan dan lain sebagainya.

Menurut Sejarawan dan Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi Abdul Haviz, sejauh ini baru terbukti bahwa KCBN Muaro Jambi ada di masa Sriwijaya.

Namun apakah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan yang didirikan Dapunta Hyang Jayanasa tersebut, masih menjadi perdebatan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.