Dark/Light Mode

Begini Caranya, Agar Resolusi Tahun Baru Nggak Cuma Omdo

Senin, 2 Januari 2023 17:20 WIB
Begini Caranya, Agar Resolusi Tahun Baru Nggak Cuma Omdo

RM.id  Rakyat Merdeka - Membuat resolusi adalah hal yang lazim dilakukan seseorang atau institusi, setiap kali memasuki Tahun Baru. 

Beragam harapan disusun, agar lekas mnjadi kenyataan. 

Namun, tak jarang resolusi ini gagal mewujud. Resolusi cuma omdo alias omong doang. Hingga muncul satu kalimat ledekan: Resolusi 2023 adalah mewujudkan harapan tahun 2022, yang sudah direncanakan sejak 2021.

Lantas, apa yang harus kita lakukan, agar kejadian seperti itu tidak sering-sering terulang? 

Soal ini, Psikolog dari UGM, Edilburga Wulan Saptandari menyarankan satu hal, agar resolusi tidak berantakan di tengah jalan.

Dia bilang, sebelum menyusun resolusi baru, sebaiknya kita melakukan evaluasi atas apa yang telah dilalui dalam setahun ke belakang.

Baca juga : Ini Harapan Skuad Persija Di Tahun Baru

Misalnya, salah satu resolusi yang ditetapkan pada tahun sebelumnya adalah menjalani hidup sehat dengan rutin berolahraga.

Namun, pada prakteknya, baru memasuki bulan Februari, olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.

"Ini harus dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh ternyata, karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya. Atau juga karena tidak ada motivasi internal, karena hanya ikut tren saja. Ini harus dilihat, agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama, dalam menyusun resolusi yang baru,” paparnya.

Secara spesifik, dosen Psikologi UGM ini juga menyarankan metode SMART goals, dalam menyusun resolusi.

Metode SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound.

Spesifik, artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail.

Baca juga : Tahun Baru, Menteri Baru

"Jadi, umpama kita membuat resolusi menjalankan gaya hidup sehat, itu harus dibuat secara spesifik. Misalnya, dengan menambah 1 porsi buah dalam setiap kali makan," terang Edilburga.

Measurable, artinya menyusun resolusi secara terukur. Resolusi yang dibuat secara terukur, akan membantu kita mengukur target yang akan dicapai.

“Contohnya, menambahkan 1 porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan 1 porsi buah. Jadi, kalau tidak makan 1 porsi buah di setiap kali makan, berarti ini belum tercapai resolusinya,” jelas Edilburga.

Achievable, artinya bisa dicapai.

Relevant, artinya resolusi yang dibuat harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Apakah resolusi tersebut benar-benar penting untuk individu yang bersangkutan, dan dibuat dengan alasan yang kuat dan benar.

Edilburga bilang, relevan adalah menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi. Tak sedikit orang membuat resolusi, padahal itu bukan hal yang benar-benar diinginkan.

Baca juga : Ini Dia Sederet Kesiagaan PLN agar Masyarakat Sambut Tahun Baru dengan Nyaman dan Aman

"Misalnya, kita mau sehat, karena setelah medical check up lalu hasilnya kolesterol tinggi. Dalam kondisi ini, resolusi hidup sehat memiliki tujuan yang jelas, karena memang ada kebutuhan untuk itu," bebernya.

Time bound adalah batas waktu. Resolusi juga harus disusun, berdasarkan waktu pencapaiannya.

“Jadi ada waktunya. Perlu evaluasi. Misalnya, dua bulan sekali dievaluasi,” pungkas Edilburga. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.