Dark/Light Mode

Apa Itu Sindrom Peter Pan? Kenali Penyebab Dan Cara Mencegahnya

Minggu, 30 Juli 2023 21:18 WIB
Ilustrasi sindrom Peter Pan (Foto: Net)
Ilustrasi sindrom Peter Pan (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sindrom Peter Pan adalah istilah psikologi populer yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang enggan tumbuh dewasa, atau menghadapi tanggung jawab yang biasanya diharapkan dari orang dewasa.

Meski bukan diagnosis klinis atau medis, perilaku yang ditunjukkan berpotensi mengganggu kesejahteraan psikis dan kehidupan sosial.

Psikolog Irma A Gustiana mengungkap, orang-orang yang mengalami sindrom Peter Pan kerap menunjukkan ciri-ciri seperti ketidakmampuan atau rasa takut untuk menghadapi kewajiban, kemandirian yang rendah, kecenderungan untuk menghindari tanggung jawab, rasa ingin bermain dan bersenang-senang berlebihan, serta kesulitan dalam mengatasi masalah dan kesulitan hidup.

"Kondisi ini tidak terbatas pada satu jenis kelamin tertentu, karena laki-laki atau perempuan bisa mengalami sindrom Peter Pan," ujar Irma via Instagram.

Karakteristik Sindrom Peter Pan

1. Menghindari tanggung jawab orang dewasa

Individu dengan sindrom ini sering menghindari peran dan tanggung jawab orang dewasa, lebih suka tetap seperti anak-anak dan tanpa beban.

2. Takut berkomitmen

Menolak hubungan dan komitmen yang umum dalam kehidupan dewasa, seperti pernikahan atau pilihan karir jangka panjang.

Baca juga : Di G20 India, Menteri Siti Paparkan Solusi Perubahan Iklim Dan Soal Lingkungan

3. Berperilaku ceroboh, spontan dan impulsif

Cenderung terlibat dalam perilaku impulsif dan berisiko, tanpa mempertimbangkan akibatnya bagi diri sendiri atau orang lain.

4. Ketidakmatangan emosional

Kesulitan dalam mengungkapkan dan menghadapi permasalahan secara dewasa.

Mudah menunjukkan ledakan emosional, jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginannya atau saat menghadapi tekanan.

5. Bergantung pada orang lain

Merasa tergantung pada orang lain, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, menghindari kemandirian dalam hidupnya.

Penyebab

Irma menjelaskan, sindrom Peter Pan dipicu oleh beberapa faktor. Berikut rinciannya:

Baca juga : Pemerintah Tancap Gas Pembebasan Lahan IKN

1. Lingkungan pengasuhan yang terlalu membiarkan atau terlalu protektif.

2. Pengalaman traumatis atau konflik di masa kecil, seperti kehilangan orang tua atau ketidakstabilan keluarga. Ini mempengaruhi kualitas emosi.

3. Kurang dukungan dan kesempatan, untuk mengembangkan kemandirian dan keterampilan dalam mengatasi tantangan.

4. Mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan atau narsistik.

Cara Mencegah

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua, untuk mencegah anak agar tidak mengalami sindrom Peter Pan. Berikut penjelasannya:

1. Hindari pengasuhan yang terlalu protektif agar anak bisa merasakan pengalaman dan eksplorasi diri.

2. Ajari anak untuk mengembangkan kemandirian, dengan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan usia.

3. Bantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat.

Baca juga : Gandeng Kalog, Distribusi Perikanan Lewat Kereta Meningkat Tajam

4. Jelaskan pentingnya tanggung jawab, dan akibat dari tindakan yang dilakukan.

5. Berikan dukungan dan cinta yang konsisten.

6. Contoh model perilaku, bagaimana menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

"Tapi, jika sudah menjadi orang dewasa yang merasa kesulitan dalam mengatasi tanggung jawab dan kewajiban dewasa, sebaiknya mencari bantuan tenaga profesional kesehatan mental. Agar masalahnya dapat teratasi," saran Irma.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.