Dark/Light Mode

Yuk Kenali Aritmia, Gangguan Kelainan Irama Jantung

Selasa, 28 Januari 2020 00:01 WIB
Dokter Spesialis Kardiovaskular RS MMC, Prof Yoga Yuniadi (pegang gunting), bersama Sunu Budhi Raharjo (kiri) meresmikan pusat pelayanan terintergrasi Cardiovascular Centre RS MMC Jakarta. (Foto: Merry Apriyani/RM)
Dokter Spesialis Kardiovaskular RS MMC, Prof Yoga Yuniadi (pegang gunting), bersama Sunu Budhi Raharjo (kiri) meresmikan pusat pelayanan terintergrasi Cardiovascular Centre RS MMC Jakarta. (Foto: Merry Apriyani/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernahkah Anda kerap merasakan jantung berdebar kencang tanpa mengenal penyebabnya? Itu merupakan kondisi yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Menurut para ahli, bisa jadi keadaan tersebut mengarah pada gangguan aritmia jantung. Apa itu? Gangguan irama jantung karena masalah kelistrikan jantung yang merupakan bagian dari sistem jantung manusia.

Pasalnya, seseorang kerap mengabaikan rasa berdebar. Padahal jika jantung sering berdebar, kemudian diikuti dengan efek kepala kleyengan, bahkan beberapa kasus bisa pingsan, ini tanda yang harus diwaspadai. Bisa jadi kejadian tersebut bahwa seseorang mengalami aritmia.

Baca juga : Tingkatkan Penjualan, Dua Kelinci Kontrak Duta Real Madrid 4 Tahun

Dokter spesialis Kardiovaskular Rumah Sakit MMC, Sunu Budhi Raharjo, mengungkapkan, jantung berdebar merupakan keluhan awal yang dirasakan pasien dengan gangguan aritmia. Setelah mengalami gangguan jantung berdebar, identifikasi perlu dilakukan. Apakah berdebarnya normal atau tidak.

"Normalnya, jantung berdenyut sebanyak 50-90 kali per menit. Saat jantung berdenyut cepat dia akan berdetak hingga 200 kali per menit. Sementara denyut jantung melambat ketika denyut irama jantung terhitung 40 kali per menit," jelas Sunu dalam acara talkshow “MMC Hospital Introducing: Integrated Cardiovascular Centre” di Jakarta.

Ada dua jenis aritmia, denyut jantung berdetak cepat (takiaritmia) sebaliknya denyut jantung melambat (bradiaritma). "Dua kondisi ini bisa membahayakan karena sama-sama bisa mengganggu suplai darah ke jantung," timpal dia.

Baca juga : Balitbangtan Tentukan Flagship Penelitian Pangan

Spesialis Kardiovaskular dari RS MMC, Prof Yoga Yuniadi, menambahkan, gangguan irama jantung ini dapat ditangani dengan metode pemasangan Left Atrial Appendage (LAA) Closure, yang diyakini sebagai strategi penanganan terbaik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penggumpalan (pembekuan) darah di serambi jantung kiri.

Sedangkan metode lainnya yakni dengan metode Ablasi Kateter Elektronis, yang lebih ampuh untuk menyembuhkan total yang tidak hanya meringankan gejala, dengan tingkat keberhasilan sekitar 97 persen. "Alat ini akan secara akurat mengidentifikasi sumber utama penyakit aritmia secara kasat mata," lanjutnya.

Sayangnya, pada beberapa kasus aritmia kerap tidak terdeteksi. Bila tidak tertangani, gangguan ini bisa menyebabkan kerusakan jantung secara permanen hingga kematian mendadak.

Baca juga : Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia, Menko Airlangga Perkuat Kerja Sama Dengan Pemerintah

Melihat penyakit jantung ini berujung pada akibat fatal, Direktur Utama dari Rumah Sakit MMC dr. Roswin R Djafar, MARS menyadari bahwa masyarakat mesti mendapatkan pelayanan penyakit jantung secara komprehensif.

“Cardiovascular Centre merupakan pelayanan yang terintegrasi. Artinya, pasien disarankan konsultasi bersama spesialis, diagnosa secara menyeluruh, pengambilan obat di lantai yang sama hingga terapi penyakit jantung koroner," katanya.

"Jika dibutuhkan tindakan lebih lanjut, pasien dapat melakukan terapi penyakit jantung koroner secara langsung, seperti pemasangan ring dan operasi bypass jantung di lokasi yang sama. Sehingga tak perlu lagi berobat di luar negeri," tandas Roswin. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.