Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Studi Kasus Jepang: HPTL Turunkan Angka Perokok

Rabu, 9 Desember 2020 23:52 WIB
Foto ilustrasi: Colleen Williams/tobaccoreporter.com
Foto ilustrasi: Colleen Williams/tobaccoreporter.com

RM.id  Rakyat Merdeka - Kekhawatiran umum mengenai korelasi dampak produk tembakau alternatif terhadap peningkatan konsumsi nikotin dan tembakau ternyata tidak beralasan. Di Jepang, angka perokok turun hingga 30 persen dalam jangka waktu tiga tahun sejak heated-tobacco products (HTP) beredar di pasaran, sementara angka produk tembakau secara keseluruhan juga terus menurun.

Temuan ini disampaikan pada acara webinar "Pengurangan Dampak Buruk Tembakau dan Inovasi Produk Nikotin dan Tembakau (NNTP)" yang diselenggarakan firma riset Frost & Sullivan, seperti dikutip dari ww2.frost.com, Rabu (9/12).

"Hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Tatari, Jepang, terhadap sekitar 90 ribu pelajar di Jepang tentang penggunaan rokok, HTP, dan rokok elektrik menunjukkan bahwa hanya 0,1 persen dari mereka yang menggunakan rokok elektrik dan HTP," ujar Wakil Direktur AOI University Hospital, dr. Kumamaru Hiroya.

Dia menjelaskan, penjualan produk nikotin dengan identifikasi umur membantu menekan angka tersebut. Adapun menanggapi tingginya fenomena dual-user, dia bilang, di 70 persen pengguna HTP di negeri sakura tidak lagi menggunakan rokok konvensional.

Baca juga : Akademisi UI: Kasus Penipuan Pinjaman Online Turun Drastis Berkat Peran OJK

Angka ini jauh lebih besar dibandingkan mereka yang menggunakan kedua produk (HTP dan rokok). Secara keseluruhan angka pengguna produk tembakau, HTP dan rokok, terus menurun.

Fakta ini sekaligus mematahkan anggapan produk tembakau alternatif akan meningkatkan konsumsi tembakau.

"Sudah banyak riset yang menunjukkan bahwa perokok di negara maju dan berkembang tidak bisa atau tidak mau berhenti merokok dengan pendekatan kuratif yang sering kali tidak efektif. Dari studi ini, kita tahu penggunaan NNTP dapat menjadi intervensi bagi mereka untuk berhenti merokok," tutur Direktur Transformational Health, Frost & Sullivan, Mark Dougan.

Faktor penting dalam pengurangan dampak buruk tembakau adalah risiko kesehatan yang lebih rendah digabungkan dengan karakteristik produk yang cukup menarik untuk menggaet perokok agar beralih.

Baca juga : Kembangin Energi Terbarukan Butuh Dukungan Pemerintah

Sejauh ini, sudah banyak riset yang membuktikan NNTP memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dari produk tembakau konvensional.

Selain itu, NNTP juga memiliki fungsi psikologis dan sosial yang ada pada rokok konvensional. Kedua faktor inilah yang membuat produk NNTP lebih efektif dalam membantu perokok untuk berhenti dibandingkan alat bantu lainnya.

Risiko kesehatan NNTP, baik itu HTP maupun rokok elektrik memang tetap ada, walaupun dengan kadar yang lebih kecil dibandingkan dengan rokok konvensional. Di Indonesia, produk tergolong NNTP disebut sebagai Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL).

Namun, berbeda dengan negara-negara maju, seperti Jepang, hingga saat ini jumlah riset ilmiah maupun kerangka regulasi yang tepat masih sangat minim. Pembuatan kerangka regulasi ini pun harus disertai dengan riset ilmiah yang tepat terkait dengan produk NNTP atau HPTL ini.

Baca juga : Satgas: Jangan Ragu Laporkan Pungli

Dengan riset yang terus berkembang dan regulasi yang tepat, maka bukan tidak mungkin Indonesia juga dapat mengadopsi produk NNTP dan mengoptimalkan fungsinya sebagai bentuk pengurangan dampak buruk terhadap kesehatan. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.