Dark/Light Mode

Kembangin Energi Terbarukan Butuh Dukungan Pemerintah

Selasa, 8 Desember 2020 13:28 WIB
Executive Director IESR & Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Fabby Tumiwa. (Foto: Ist)
Executive Director IESR & Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Fabby Tumiwa. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Riset Institute for Essential Services Reform (IESR) mengungkapkan alokasi dana Rp 318 triliun dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum terlalu berpihak kepada energi terbarukan. Padahal, laporan terakhir International Energy Agency, energi terbarukan menjadi satu-satunya sumber energi yang memiliki pertumbuhan yang positif di masa pandemi Covid-19 ini.

"Studi kami di 2019 menunjukkan hasil bahwa Indonesia bisa menambah penetrasi energi terbarukan hingga 40 persen di Jawa-Bali dan Sumatera tanpa mengurangi keamanan dan menambah biaya sistem," kata Executive Director IESR & Indonesia Clean Energy Forum (ICEF), Fabby Tumiwa dalam acara diskusi The 3rd Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2020, Selasa (8/12).

Menurutnya, pertumbuhan sumber energi terbarukan sangat positif hingga tahun 2030. Fabby mengatakan, berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung energi terbarukan dalam paket pemulihan ekonomi, menjadi pilihan logis karena dapat menarik investasi energi bersih, menciptakan lapangan kerja baru dan lebih hijau, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara.

Baca juga : Loyo Lagi, Rupiah Butuh Suntikan Vitamin

Ketua Dewan Penasihat ICEF Prof. Kuntoro Mangkusubroto menjelaskan, saat ini urgensi dalam membangun peta jalan transisi energi nasional menjadi penting untuk dilakukan. Apalagi, negara-negara ekonomi berkembang seperti Indonesia berada di persimpangan jalan untuk menentukan masa depan sistem energinya.

"Tetap bersikukuh untuk membangun infrastruktur berbasis fosil akan menjadi suatu perkara dalam jangka panjang dengan terkuncinya teknologi dan infrastruktur yang tinggi karbon," katanya.

Mantan Menteri Pertambangan dan Energi ini menilai, saat mencoba bangkit dan pulih dari pandemi maka pemenuhan kebutuhan energi di masa yang akan datang harus dapat dipenuhi dengan teknologi alternatif bebas karbon yang sudah semakin kompetitif.

Baca juga : Pengembangan Kawasan TOD Terkendala Pembebasan Lahan

Tujuannya, lanjut Kuntoro, tidak lain karena teknologi ini dapat menghindarkan dari berbagai dampak bencana perubahan iklim yang dalam waktu bersamaan juga dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.

"Perkembangan teknologi energi terbarukan yang semakin maju dan ekonomis, menjadikan sistem energi konvensional berbasis fosil tidak lagi relevan untuk terus dipertahankan," ucapnya.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah akan mendukung industri energi baru terbarukan melalui kebijakan tax holiday dan tax allowance.

Baca juga : Komitmen Kembangkan Energi Alternatif, Pertamina Lanjutkan Kajian Gasifikasi Batubara

"Kami juga akan mengalokasikan dana ke daerah untuk sektor energi, termasuk pembiayaan lokasi dan suntikan modal bisnis, kemudian untuk project development," katanya.

Melalui penyelenggaraan IETD, ini salah satu bentuk kontribusi nyata yang dilakukan oleh ICEF dan IESR dalam mendukung proses transisi energi di Indonesia. IETD dirancang untuk menjadi pertemuan tahunan untuk berbagi ide dan pengetahuan serta membangun pemahaman mengenai transisi energi untuk pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan terkait. Harapannya komunitas yang mendorong agenda transisi energi Indonesia menuju sistem yang karbon netral dapat terbangun dan berkembang. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.