Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Orang Dengan Komorbid Aman Divaksin Covid-19

Sabtu, 3 April 2021 08:36 WIB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam Talk Show yang diselenggarakan RM.id bertema “Vaksin Covid-19 dan Komorbid” secara virtual (2/4). (Foto : Dok. RMid).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam Talk Show yang diselenggarakan RM.id bertema “Vaksin Covid-19 dan Komorbid” secara virtual (2/4). (Foto : Dok. RMid).

RM.id  Rakyat Merdeka - Orang dengan komorbid alias penyakit penyerta dan penyakit kronis, bisa menerima vaksinasi Covid-19. Tapi ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan sebelum menjalaninya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, di tahap awal vaksinasi, pemerintah masih berhati-hati. Pasien dengan komorbid, penyakit kronik serta penyintas Covid-19 tidak diperbolehkan menjalani vaksinasi.

“Orang dengan tekanan darah di atas 140, yang punya gula darah, kita lakukan penundaan. Kemudian penyakit kronis seperti kelainan darah, gangguan kekebalan seperti lupus, itu juga tidak boleh diberikan,” ujar Nadia dalam Talk Show yang diselenggarakan RM.id bertema “Vaksin Covid-19 dan Komorbid” secara virtual, kemarin.

Kemudian, aturan itu di-review kembali setelah 1,5 juta orang di tahap awal mendapatkan vaksinasi. Di tahap kedua vaksinasi yang menyasar pelayan publik dan orang berusia di atas 60 tahun, kriteria ini diperlonggar.

Baca juga : Semoga Libur Paskah Tak Bikin Kasus Positif Virus Corona Melonjak

“Artinya, hampir semua penyakit, baik itu komorbid maupun penyakit kronis tadi, termasuk penyintas kanker, masih memungkinkan mendapatkan vaksinasi,” imbuhnya.

Orang dengan tekanan darah 180, masih bisa mendapatkan vaksin. Begitu juga dengan orang dengan masalah gula darah. Mereka dipermudah mendapatkan vaksinasi dengan tidak perlu membawa hasil hemoglobin A1c (HbA1c). Cukup melakukan pemeriksaan rutin saja dengan hasil gula darah di bawah batas normal.

Sementara, untuk penyakit autoimun seperti lupus, berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), vaksinasi bisa diberikan selama dia dalam kondisi remisi.

Artinya, tidak sedang mengalami serangan atau sudah beberapa tahun penyakitnya terkontrol dengan baik dengan jenis obat tertentu.

Baca juga : Ketika Lansia Berani Vaksin, Tanda Indonesia Akan Sehat Lagi

Tetapi untuk orang dengan autoimun, mereka perlu membawa surat keterangan untuk bisa mendapatkan vaksinasi.

“Jadi untuk penderita autoimun tidak perlu takut jika sudah ada rekomendasi dari dokter untuk mendapatkan vaksin,” beber Nadia.

Bagaimana dengan penderita gagal ginjal kronis? Mereka juga bisa mendapatkan vaksinasi. Bahkan, bagi yang sudah transplantasi ginjal sekali pun. Asalkan, kondisinya stabil dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yang menekan imun.

“Prinsipnya, penyakit ginjal maupun pasien yang dalam transplantasi ginjal tentunya bisa mendapatkan vaksinasi ini,” urai Nadia.

Baca juga : Di Rumah Saja, Mawas Diri Dan Jangan Berbuat Ceroboh

Nadia juga memastikan, tidak ada kendala dalam penggunaan vaksin AstraZeneca dan Sinovac terhadap mereka yang memiliki komorbid dan penyakit kronik. Asal sudah diizinkan oleh dokter yang merawatnya, vaksinasi akan diberikan.

“Tidak ada efek atau gejala Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat atau perlu perawatan. AstraZeneca dan Sinovac sangat aman,” tuturnya.

Nadia juga menjelaskan, yang paling banyak ditemukan saat vaksinasi adalah orang yang memiliki komorbid hipertensi. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.