Dark/Light Mode

Vitamin Palsu Banyak Beredar, Ini Tips Dokter Lula Kamal Biar Nggak Ketipu

Rabu, 18 Agustus 2021 21:57 WIB
Dr Lula Kamal. (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)
Dr Lula Kamal. (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Minat orang mengonsumsi vitamin meningkat pesat akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini dimanfaatkan sejumlah oknum yang hendak meraih keuntungan instan dengan memalsukan suplemen tersebut.

Agak sulit membedakan antara vitamin asli dengan yang palsu. Terutama, saat membeli secara online. Bahkan, seorang dokter saja bisa tertipu.

Hal ini pernah dialami dr. Lula Kamal, MSc. Dia membagi pengalaman pahitnya itu dalam Talk Show RM.id bertajuk "Awas Tertipu Vitamin Palsu", yang digelar Rabu (18/8).

Lula mengisahkan, dirinya membeli vitamin D secara online lantaran toko obat langganannya kehabisan stok lantaran tingginya permintaan. Di situs, tampilan fotonya sih oke.

"Ketika sampai di rumah baru deh kelihatan macam-macam bedanya. Jauh berbeda jika kita biasa membeli yang asli," ujar Lula.

Baca juga : Kaos Dan Gelasnya Nggak Sekalian Nih...

Dokter yang juga dikenal sebagai artis film dan sinetron ini lantas melayangkan komplain pada si penjual. Tak disangka, rupanya si penjual juga mengaku tak tahu kalau vitamin itu palsu.

"Jadi kalau pun si penjual minum vitamin, dia tidak minum yang asli. Dari awal dia sudah minum yang palsu," tuturnya sambil terkekeh.

Lula bersyukur, tempatnya membeli vitamin palsu langsung sigap mengusut dan memperbaiki sistem jual belinya dengan menyaring penjual obat-obatan.

Dia juga sempat memposting pengalaman tak enak itu di Instagram pribadinya. Responnya, banyak warganet yang juga mengaku pernah membeli vitamin palsu.

Dokter yang sempat berakting dalam film Berbagi Suami itu pun memberi tips bagaimana caranya untuk mengetahui vitamin palsu yang beredar.

Baca juga : Supaya Nggak Ketipu Beli Vitamin Palsu, Simak Nih Tips Dokter

Pertama, perhatikan barcode yang tertera di kemasan vitamin. Yang asli, begitu barcode di-scan, maka akan langsung menuju website produsen vitamin itu.

"Kalau kita scan larinya kok malah ke tukang burung atau isinya produk makanan, sudah pasti itu ngaco," selorohnya sambil tertawa.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah penjelasan soal produk tersebut yang tertera di belakang kemasan. Yang palsu, biasanya ada kesalahan dalam penulisan atau istilahnya, typo.

"Masak, one capsules, nulisnya pakai 'S'. Dari situ aja udah salah. Terus biasanya muatan miligram bagian depan sama belakang nggak sinkron tuh, patut dicurigai deh kalau udah typo gitu," beber Lula.

Selain itu, sebelum diminum, vitamin juga harus diperhatikan dengan seksama. Yang palsu, kata Lula, biasanya bening. Bubuk dalamnya biasanya putih. Kalau yang palsu, cenderung kehjau-hijauan. "Mirip jamu," imbuh perempuan kelahiran Jakarta, 10 April 1970 itu.

Baca juga : Hindari Hoaks, Ini Cara Titi Kamal Cari Informasi Kesehatan Anak

Vitamin palsu juga terlihat dilihat dari bentuknya. Kalau yang asli bulat, maka yang palsu biasanya lonjong. "Ini kan sudah kelihatan aneh," seloroh Lula.

Terakhir, yang harus dilihat adalah silica gel-nya. Vitamin merk impor, dari Amerika Serikat misalnya, silica gelnya pasti juga buatan sana. "Kita bisa browsing di internet. Waktu saya dapat vitamin palsu, merk silica gelnya ternyata dari Tangerang," ungkap mantan penyiar radio ini.

Apakah vitamin palsu berbahaya? Lula mengaku tidak merasakan efek apa-apa ketika meminum vitamin palsu yang sempat dibelinya. Diduga, bahan-ahannya hanya sejenis tepung biasa.

"Untungnya di saya nggak nerima reaksi apa-apa setelah minum vitamin (palsu) itu. Tapi harus diperhatikan juga. Merugikan," tandasnya. [MER]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.