Dark/Light Mode

Tingginya 23 Meter Dengan 117 Anak Tangga

Halte Transjakarta Tertinggi Di CSW Belum Beroperasi

Kamis, 13 Desember 2018 15:28 WIB
Halte Transjakarta CSW Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tingginya 23 meter. (Foto: wego.co.id)
Halte Transjakarta CSW Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tingginya 23 meter. (Foto: wego.co.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Halte ini bagian dari Koridor 13, Ciledug-Tendean. Koridor ini sudah beroperasi sejak Oktober 2017. Khusus, halte CSW belum. Sebab, sangat tinggi tanpa eskalator, apalagi lift. Hanya satu pilihan, tangga. Letaknya persis perempatan antara Gedung ASEAN dan Perum Peruri. Kasat mata saja kelihatan curam. Tinggi menjulang. Ada bidang lantai. Tapi sedikit. Buat istirahat. Kalau seperti ini  barangkali halte ini tidak diminati. Wajar saja begitu. Jika dirata-rata dengan rumah tinggal setinggi tiga meter, maka halte ini setara tujuh lantai. Hampir delapan lantai. Ada 117 anak tangga.

Halte CSW akan dibangun terintegrasi Stasiun MRT Sisingamangaraja. Stasiun dan halte yang menempel ini terletak pada konstruksi layang. Di koridor 13, tinggal Halte CSW yang belum dibuka. Untuk sementara, penumpang bisa memanfaatkan Halte Tirtayasa sebagai halte integrasi dengan koridor 1. Halte Tirtayasa berada sebelum Halte CSW. Halte Tirtayasa bisa dijadikan halte integrasi, karena ada ramp atau jalan penghubung dari akses dekat Mabes Polri, naik ke jalan layang Koridor 13 Transjakarta. Tidak hanya dari Koridor 1 (Kota-Blok M) yang bisa ke Koridor 13, pengguna jasa dari Ciledug yang naik dari Halte Adam Malik pun bisa berganti bus di Halte Tirtayasa untuk melanjutkan perjalanannya ke Halte Blok M.

Baca juga : 50 Pistol Gosong, Mobil Ditutup Terpal

Kawasan CSW di era 1990-an sangat ramai. Jadi tempat transit. Bus dalam kota dan Jabodetabek banyak lewat. Tapi sekarang sepi. Jalur bus dialihkan. Satu-satunya halte tutup, karena sulit diakses. Jangan dulu bicara ramah dengan kalangan difabel. Yang sehat saja belum tentu mau.

“Kalau tangga seperti ini, saya nggak bakal mau deh naik. Tinggi banget,” kata Putri, warga yang kebetulan melintas halte CSW. Beragam komentar juga datang dari netizen. Mayoritas mengkritik halte yang diperuntukkan bagi Transjakarta layang itu. Halte dinilai tidak ramah, utamanya bagi lansia, ibu hamil, atau penyandang disabilitas.

Baca juga : 1.800 Rumah Rusak Berat, Butuh Dana Renovasi Rp 15 Miliar

Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta Wijanarko mengatakan, pihaknya masih mengupayakan Halte CSW yang dilewati koridor 13 Ciledug- Tendean dapat segera beroperasi. Halte tersebut masih belum beroperasi karena terkendala pengadaan lift. “Longest item di lift. Lama bikinnya, pesannya nggak kayak beli di mal,” katanya.

Menurut Wijanarko, pengadaan lift membutuhkan waktu lama. Ia mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu hingga 90 hari atau tiga bulan untuk membeli lift. Wijanarko menargetkan, Halte CSW bisa beroperasi pada awal 2019, atau sebelum moda raya terpadu (MRT) beroperasi. “Halte kemungkinan dibuka semester 1 pada 2019,” ujar dia.

Baca juga : Jalur Bukittinggi-Padang Putus, Truk Diminta Lewat Jalur Solok

Tidak hanya dari Koridor 1 (Kota-Blok M) yang bisa ke Koridor 13, pengguna jasa dari Ciledug yang naik dari Halte Adam Malik pun bisa berganti bus di Halte Tirtayasa, untuk melanjutkan perjalanannya ke Halte Blok M. “Dengan memanfaatkan ramp depan Mabes, bus Ciledug-Tendean sudah bisa jalan. Atau yang dari Tendean mau ke Blok M, bisa turun di sini (Halte Tirtayasa) lalu naik bus yang ke bawah, langsung ke Blok M,” paparnya. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.