Dark/Light Mode

132 Ribu Warga DKI Masuk Kategori Sangat Miskin, Penghasilannya Cuma Rp 11 Ribu Per Hari

Sabtu, 16 April 2022 20:03 WIB
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Suhajar Diantoro. (Foto: Istimewa)
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Suhajar Diantoro. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebut, sebanyak 132.345 warga DKI Jakarta masuk ke dalam kategori sangat miskin. Penghasilan per harinya, mentok di kisaran Rp 11.900.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro, saat memberikan pengarahan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Tahun 2023, Kamis (14/4).

Suhajar menekankan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta. Seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, indeks pembangunan manusia, stunting, hingga tingkat kemiskinan.

“Miskin ekstrem ini tentunya menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.

Baca juga : Gegara MotoGP, Penumpang Bandara Lombok Capai 11.400 Per Hari

Di sisi lain, Suhajar memuji penanganan stunting di Ibu Kota, yang angkanya terendah kedua setelah Bali.

Penanganan stunting merupakan program pemerintah untuk memperbaiki gizi anak Indonesia, dengan menggandeng peran Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Baik di tingkat pusat maupun daerah.

Kemendagri juga menyoroti kinerja anggaran Provinsi DKI Jakarta, yang masih perlu ditingkatkan. Terutama dalam hal realisasi pendapatan dan belanja DKI Jakarta.

“Kalau kami lihat di sini, DKI Jakarta masih di bawah rata-rata nasional. Karena mungkin masih awal tahun ya. Ini baru 5,66 persen,” katanya.

Baca juga : Gibran Ditanya, Kok Tak Undang Ganjar

Dalam kesempatan tersebut, Kemendagri sebagai pembina umum pembangunan daerah Provinsi DKI Jakarta, juga mendorong sinergisitas daerah dalam persiapan Pemilu dan Pilkada 2024. Serta mendorong agar terus melakukan transformasi digital.

Kemendagri juga mengimbau Pemprov DKI Jakarta melaksanakan gerakan bangga buatan Indonesia.

“Kita hari ini telah sepakat? bahwa di atas 40 persen dari alokasi pengadaan barang dan jasa harus kita peruntukkan untuk produk dalam negeri. Membeli produksi dalam negeri. Tolong betul ini menjadi perhatian kawan-kawan Pak Sekda dan seluruh satuan kerja perangkat daerah. Dana kalau bisa mencapai 70 persen. Pengadaan barang jasa ini adalah untuk produksi-produksi dalam negeri,” tandasnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, angka kemiskinan di Ibu Kota mencapai 498.290 orang. Naik hampir 2000 dibanding tahun lalu.

Baca juga : Cuma Imbang 2-2, Garuda Runner Up Piala AFF 2020

Sejak 2019, penduduk miskin di DKI Jakarta memang terus meningkat. Pada September 2019 lalu misalnya, jumlah orang miskin mencapai 362.300 orang atau 3,42 persen.

Laporan BPS juga menyebutkan, jarak pendapatan penduduk kelas bawah dan kelas atas justru semakin tinggi. Berdasarkan ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur melalui gini ratio pada periode September 2021 sebesar 0,411. Angka ini meningkat cukup jauh dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni 0,400.

Pada periode September 2021, distribusi penduduk pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah naik 0,37 persen menjadi 17,02 persen dibandingkan periode Maret 2021.

"Sungguh tidak mungkin mengurangi pendapatan pada masyarakat kelas atas. Tetapi sangat mungkin menjaga masyarakat kelas bawah untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan pangan dengan berbagai program pemerintah atau program yang melibatkan swasta," tulis laporan tersebut. [DRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.