Dark/Light Mode

Jadi Asosiasi Pertukaran Budaya

IJACEA Dorong Pembangunan Ekosistem Seni Indonesia-Jepang

Selasa, 10 Mei 2022 11:12 WIB
Ketua IJACEA Yasuyuki Korekawa bersama Mantan Rektor Yokohama University of Art and Design, Nobuaki Okamoto. (Foto: Istimewa)
Ketua IJACEA Yasuyuki Korekawa bersama Mantan Rektor Yokohama University of Art and Design, Nobuaki Okamoto. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi pertukaran budaya dan seni Jepang dan Indonesia, resmi dibentuk, Selasa (10/5). Asosiasi yang dinamakan Indonesia-Japan Art and Culture Exchange Association (IJACEA) ini dibentuk oleh Perusahaan Konsultan Bisnis Seni Jepang, MISSAO CORPORATION.

Ketua IJACEA, Yasuyuki Korekawa dalam siaran persnya menyebut tujuan pendirian IJACEA adalah untuk berkontribusi lebih besar pada pertukaran dan pengembangan seni dan budaya antara Indonesia dan Jepang.

Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di antara negara negara Asia, dan seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, minat terhadap seni semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Ia juga mengatakan, kegiatan produksi dan pameran seniman juga telah berkembang.

Pria yang juga Presiden Direktur MISSAO CORPORATION ini mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai perbincangan dengan berbagai orang di industri seni di Indonesia.

“Dan kami telah memutuskan untuk mendirikan IJACEA ini,” ujarnya, Rabu (10/5).

Korekawa menyebut, kegiatan utama IJACEA adalah berbagai bentuk dukungan untuk seniman di Indonesia dan Jepang.

Baca juga : Bamsoet Dorong Korsel Agar Dukung Pembangunan IKN dan Presidensi G20 Indonesia

“Terutama menyelenggarakan pameran di Indonesia dan Jepang, lalu workshop, dan seminar yang menyentuh seni dan budaya baik Indonesia maupun Jepang, serta sosialisasi tentang seni dan budaya di Indonesia dan Jepang. Juga kegiatan lain untuk mempromosikan pertukaran seni dan budaya dan saling pengertian antara Indonesia dan Jepang,” kata dia.

Salah satu kegiatan dalam waktu dekat yang akan didukung oleh IJACEA adalah Art Moments Jakarta pada Juni mendatang.  Selain Korekawa, Direktur Gallery ISHIKAWA, Kazuki Ishikawa juga menjadi Direktur di IJACEA.

Ketua Asosiasi Museum DKI Jakarta, Paramita Jaya Yiyok T. Herlambang juga menjadi Direktur di IJACEA. Sebagai Sekertaris di IJACEA yakni Mis Ari yang juga Sekretaris Asosiasi Museum DKI Jakarta Paramita Jaya.

Sedangkan Manajer Pengembangan Bisnis MISSAO CORPORATION Sayyid Mustofa Herlan juga menjabat sekertaris di IJACEA.

Korekawa menambahkan, pihaknya berencana membuat Japan Pavilion di Indonesia, yakni membawa banyak benda seni Jepang ke Indonesia, dengan harapan meningkatkan antusiasme pecinta seni di Indonesia.

“Japan Pavilion ini sudah pernah dilakukan di Malaysia pada 2018 dan 2019 lalu, kami yakin di Indonesia juga akan bisa dibuat serupa,” tuturnya.

Pihaknya juga berencana menggelar sayembara desain untuk logo IJACEA dalam waktu dekat. 

Baca juga : PM Jepang Dukung Penuh Presidensi G20 Indonesia

Sebagai pelaku yang biasa berhubungan dengan transportasi, penyimpanan, restorasi karya seni, organisasi pameran dan acara seni, jual beli karya seni, selama bertahun-tahun, Korekawa yakin IJACEA dapat berkembang dan semakin besar di kemudian hari.

Korekawa telah menyelenggarakan beberapa pameran di masa lalu, termasuk Peringatan 50 Tahun Pembentukan Hubungan Diplomatik antara Jepang dan Singapura dan Pameran Pertukaran Budaya Jepang Taiwan.

“Berdasarkan pengalaman tersebut, IJACEA akan berkontribusi dalam pengembangan seni dan budaya Indonesia lebih lanjut dengan berkontribusi pada pertukaran dan pengembangan seni dan budaya antara Indonesia dan Jepang,” kata dia.

Sementara itu, Seniman Indonesia  Nurrachmat Widyasena mengaku senang dengan didirikannya IJACEA.

Ia berharap, kegiatan-kegiatan yang akan diinisiasikan oleh asosiasi ini dapat membuka potensi-potensi baru dalam pertukaran seni serta kebudayaan Indonesia dan Jepang.

“Saya sebagai seniman yang tumbuh berkembang dengan seni dan budaya-budaya populer Jepang sejak kecil, sangat kagum dan ingin mendekatkan diri dan mempelajari lebih jauh akan hal tersebut. Saya harap dengan didirikannya asosiasi ini, dapat menjadi pilar penting bagi pertukaran seni serta kebudayaan antara Indonesia dan Jepang kedepannya,” ujarnya.

Mantan Rektor Yokohama University of Art and Design, Nobuaki Okamoto juga mengapresiasi berdirinya IJACEA.

Baca juga : Jakarta Future City Hub Kembangkan Ekosistem Kewirausahaan Digital

“Sudah lebih dari 60 tahun sejak Jepang dan Indonesia menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1958, dan menjadi mitra yang saling percaya. Bagi saya, Indonesia adalah negara yang sudah tidak asing lagi karena saya telah banyak melakukan pertukaran akademik dengan universitas seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin ketika saya mengajar di Tokyo University of Marine Science and Technology,” kata Nobuaki.

Menurutnya Indonesia adalah negara dengan lebih dari 10,000 pulau dan setiap pulau memiliki suku, bahasa, agama, dan budaya yang berbeda. Ia berharap asosiasi ini akan lebih mempromosikan lagi pertukaran seni dan budaya antara kedua negara.

Seniman Indonesia, Founder DrawingClass 212 Bandung Nandanggawe  berharap asosiasi ini memiliki nilai kebermanfaatan yang signifikan dalam peta medan sosial seni global.

“Sehingga dapat membuka banyak peluang baru bagi potensi-potensi baru dari para pelaku seni yang memungkinkan menumbuhkan ekosistem seni di Indonesia dan Jepang dapat berkembang lebih baik dan lebih segar,” tuturnya. (DRS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.