Dark/Light Mode

Kasus Di DKI Naik, Tapi RS Sepi Pasien

Tenang, Penularan Corona Terkendali

Sabtu, 25 Juni 2022 07:30 WIB
Warga menyeberang jalan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menginformasikan kasus positif COVID-19 pada Jumat 24 Juni 2022 bertambah 2.069 sehingga total mencapai 6.076.894 orang. Sementara itu tambahan kasus positif terbanyak disumbang oleh DKI Jakarta yaitu sebanyak 1.266 orang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc).
Warga menyeberang jalan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menginformasikan kasus positif COVID-19 pada Jumat 24 Juni 2022 bertambah 2.069 sehingga total mencapai 6.076.894 orang. Sementara itu tambahan kasus positif terbanyak disumbang oleh DKI Jakarta yaitu sebanyak 1.266 orang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc).

 Sebelumnya 
Meski begitu, Anies menegaskan, Pemprov DKI Jakarta belum memikirkan untuk melakukan pengetatan aktivitas warga atau menarik rem darurat. Sebab, sampai saat ini angka pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS) masih relatif rendah. Pengetatan baru dilakukan jika pasien Covid-19 tak tertangani di RS.

Anies memastikan pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus Covid-19. Anies meminta seluruh warga menerapkan prokes secara ketat.

Melonjaknya kasus Covid-19 ini diduga karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyebut, jumlah kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia per Kamis (23/6) sudah mencapai 143 kasus. Rinciannya, BA.4 sebanyak 21 kasus, dan BA.5 sebanyak 122 kasus.

Baca juga : Di Poliklinik Terpadu RSUD Pangkalpinang, Puan Tekankan Layanan Berkualitas Bagi Rakyat

“DKI Jakarta menjadi lokasi terbanyak ditemukannya BA.4 dan BA.5. Ini mungkin dikarenakan surveillance di DKI Jakarta lebih aktif dibandingkan wilayah lain di Indonesia,” kata Ahli Mikrobiologi Universitas Indonesia Prof Amin Soebandrio di webinar PB IDI, Kamis (23/6).

Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar (PB) IDI dr Erlina Burhan mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia sebenarnya baru terjadi setelah masuk subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Artinya lonjakan kasus bukan dipicu oleh mobilitas yang tinggi seperti liburan Lebaran.

Dia yakin momen Idul Adha nanti juga tidak akan membuat kasus Covid-19 melonjak.

Baca juga : Kasus Covid Naik, Bos KSPSI Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Penggunaan Masker

“Kalaupun mobilisasi orang tinggi, sepanjang warga patuh protokol kesehatan dan sudah divaksnin booster, Insya Allah, kasus nggak akan tinggi,” imbuhnya.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mendorong Jakarta melakukan pengetatan. Tapi, ditekankannya, pengetatan tersebut tidak harus sama seperti saat menghadapi gelombang Varian Delta.

Pengetatan saat ini, lanjutnya, penerapan prokes secara konsisten. Disarankannya, warga diwajibkan lagi memakai masker di luar ruangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.