Dark/Light Mode

Ironis, Tersingkir Karena Alasan Kalah Usia

Siswi Berprestasi Gagal Masuk Sekolah Favorit

Rabu, 29 Juni 2022 07:30 WIB
Petugas melayani warga yang berkonsultasi tentang pendaftaran daring Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 untuk zonasi tingkat sekolah dasar (SD) di Posko Pelayanan PPDB Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (14/6/2022). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).
Petugas melayani warga yang berkonsultasi tentang pendaftaran daring Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 untuk zonasi tingkat sekolah dasar (SD) di Posko Pelayanan PPDB Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (14/6/2022). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta menyisahkan kisah pilu. Banyak calon siswa berprestasi gagal masuk sekolah favorit hanya karena usianya lebih muda dari calon siswa lain yang mendaftar di sekolah yang sama.

Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mengumumkan pendaftaran Calon Peserta Didik Baru (CPDB) pada Senin (27/6), melalui akun Instagram resminya @disdikdki. Disdik menginformasikan mulai hari ini (senin) dibuka pendaftaran tahap kedua untuk Sekolah Dasar (SD) dan jalur Zonasi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Ayo daftar sekolah,” tulis @disdikdki. Postingan ini dibanjir komentar dari warganet. Mereka memprotes implementasi jalur zonasi. Karena, faktanya pertimbangan utama penerimaan siswa adalah usia.

Baca juga : 5 Alasan Kenapa Dunia Masih Berstatus Pandemi Covid-19

“Namanya zonasi, tapi berdasarkan umur,” kritik akun @roxxyiiee. Komentar ini ditanggapi akun @amyourdaissy. “Nggak ada harapan, kasian ade gua umurnya kalah sama yang lebih tua-tua.” sindirnya.

Ada juga warganet yang masih bertanya. Seperti akun @may_ fansyah, “Min mau tanya kalo yang jalur tahap dua, itu yang dilihat umur, atau zonasi juga?”

Warganet @arkanmsyfa juga protes. “Nggak jelas. Yang nggak naik kelas enak banget. Waktu gue sekolah nggak naik kelas itu aib. Ini enak, dapet SMA Negeri. Bahkan bisa masuk SMA yang stereotype-nya favorit saat itu. Kasian yang muda-muda.”

Baca juga : Kemenag Berikan Beasiswa Santri Berprestasi Anak Disabilitas

Tidak hanya memprotes persyaratan, warganet juga memprotes sistem yang kurang mumpuni. “Server error tidak bisa diakses,” keluh akun @ira_ind21.

“Tolong donk min servernya, kok belum dibuka sampe jam segini,” tanya akun @nila.astuti83.

Di dunia nyata, juga banyak warga protes. Nurhasanah misalnya. Dia harap-harap cemas karena nama anaknya terpental dalam PPDB SMP Negeri di Jakarta Barat. Padahal, anaknya tergolong berprestasi.

Baca juga : Mbappe Bisa Gagal Ke Madrid

“Selalu ranking kelas,” ungkapnya. Selain itu, paparnya, sekolah yang yang dipilih anaknya masih satu Kelurahan dengan tempat tinggalnya.  Namun sejak mendaftar, nama anaknya berada dalam urutan terakhir hingga akhirnya terpental.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.