Dark/Light Mode

Pengamat: Penataan Transportasi JIS Bermasalah Dari Awal, Tepat Direnovasi

Sabtu, 8 Juli 2023 14:40 WIB
JIS (Foto: Tedy Kroen/Rakyat Merdeka)
JIS (Foto: Tedy Kroen/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga menilai, penataan transportasi pendukung di Jakarta Internasional Stadium (JIS) sudah bermasalah sejak awal, hingga perlu ada campur tangan pemerintah untuk memaksimalkan.

Pasalnya, lahan parkir di JIS dinilai tidak mendukung hingga perlu ada langkah konkrit memperbaiki akses transportasi umum agar bisa diselenggarakan event internasional di stadion kebanggaan warga Jakarta itu.

“Jadi sebenarnya kalau diantisipasi dari awal tidak akan menjadi masalah pembangunan JIS itu sendiri,” kata Nirwono Yoga kepada wartawan, Sabtu (8/7).

Akademisi Universitas Trisakti ini menjelaskan, harusnya Pemda DKI Jakarta saat itu sudah membuat dan mempersiapkan sistem transportasi terlebih dahulu sebelum dibangun stadion.

Jal itu untuk menjamin ketersediaan akses terhadap arus keluar masuk orang menuju stadion.

Menurutnya, penataan akses JIS harus dibagi menjadi dua, yakni penataan kawasan di sekeliling JIS atau penataan secara makro dan cara pencapaian atau aksesibilitas di kawasan JIS untuk mendukung semua aktivitas di stadion dengan kapasitas penonton 82 ribu itu.

“Nah sebagai pembanding kita lebih mudah kalau kita bandingkan dengan kawasan GBK,” ujarnya.

Baca juga : Firli Tegas Ke Luar Dan Juga Ke Dalam

Dijelaskan Nirwono Yoga, JIS yang digadang-gadang sebagai stadion bertaraf internasional harus memiliki akses pendukung memadai seperti yang dilakukan di stadion GBK.

Baik itu akses masuk penonton atau pengunjung dari berbagai arah, akses transportasi hingga penyediaan hotel di kawasan stadion.

Untuk itu, penataan JIS harus dikaji ulang demi memenuhi standar yang sudah ditentukan FIFA, karena standar FIFA bukan hanya pada stadion seperti lapangan, rumput, penerangan, akses pemain, akses penonton tetapi juga pada kawasan di sekitar stadion.

"Pasti kawasan sekitarnya JIS itu sendiri harus mendukung, pendukungnya itu tidak hanya stadionnya tetapi kawasan di sekitarnya juga ditata. Yang saya lihat justru belum ditata sama sekali, seperti mulai dari jalur sirkulasi kendaraan, area parkir kemudian kawasan pendukung sekitarnya seperti ada gedung parkir atau hotel, bahkan mungkin pusat perbelanjaan untuk mendukung atau orang-orang ngerem dulu untuk datang ke stadion itu juga kan perlu dipertimbangkan,” jelasnya.

Dikatakan Nirwono, yang paling vital justru aksesibilitas transportasi massal di JIS belum tersedia, padahal akses transportasi ini harus diutamakan sebelum dibangunnya stadion.

Bahkan, akses transportasi seperti Transjakarta dan commuter line belum menjadi jalur utama ke JIS, artinya lintasan yang ada saat ini bukan lintasan utama tetapi darurat.

Bahkan, rencana penggunaan LRT ke JIS tidak ada dan baru direncanakan dari stasiun Rawamangun dan Manggarai menuju JIS.

Baca juga : Jemaah Haji Keluhkan Makanan Dan Transportasi, DPR Minta Mashariq Minta Maaf

Dari rencana ini bisa dilihat bahwa tidak ada pengembangan transportasi massal untuk mendukung pengembangan JIS, dan ini sangat berpengaruh pada keselamatan penonton.

“Akibatnya sekarang kita lihat orang cenderung naik kendaraan pribadi menuju ke JIS, kemudian apalagi kita lihat akan menambah parkir kendaraan pribadi 1000 unit, ini justru akan kontraproduktif dengan pengembangan sebuah kawasan olahraga yang notabene harusnya didukung oleh transportasi massal,” ungkapnya.

“Kembali untuk perbandingan dengan GBK kalau kita lihat GBK itu kawasan sekitarnya 7 akses kan, dari segala macam jurusan ada sehingga dalam tanda petik dalam kondisi terburuk misalnya, ada kerusuhan dan sebagainya itu mudah dipecah karena banyak sekali jalan atau pintu masuknya sementara di JIS kan tidak, cuma satu,” tambahnya.

Untuk itu, pemerintah dan PSSI harus bekerja keras untuk penuhi infrastruktur pendukung di JIS agar memenuhi standar FIFA demi kelancaran Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17.

Oleh sebab itu, Nirwono Yoga menyarankan agar pemerintah maupun PSSI menyiapkan tiga langkah dalam merekayasa akses penonton, parkir dan transportasi di JIS.

"Satu rekayasa lalu lintasnya, kedua penyediaan transportasi massalnya tadi dan ketiga menyediakan kantong-kantong parkir cadangan. Kalau itu bisa dikejar dalam tiga bulan ke depan maka paling tidak kita bisa sedikit memenuhi persyaratan FIFA, kalau tadi soal aksesibilitas keamanan dan juga kenyamanan menuju ke tempat olahraga kan nggak cuma stadionnya, sementara saya lihat orang cenderung bahas ke stadionnya aja,” paparnya.

Nirwono Yoga pun mendukung langkah Pemerintah dan PSSI melakukan renovasi JIS, namun konsennya tidak hanya pada stadion tetapi juga pada transportasi yang menjadi masalah terberat di JIS.

Baca juga : Senayan Bakal Sidang Menag

“Sekarang tinggal yang perlu diperjelas adalah transportasi apa yang akan didukung ke sana, karena kalau kita lihat disitu, umpamanya mungkin kereta api yang terdekat bisa dioptimalkan membantu," tutur Nirwono.

"Stasiun terdekat kereta api itu justru sebagai pendukung utama karena kalau transportasi kereta api itu kan istilahnya kapasitasnya paling besar, kedua yang paling bisa mendukungnya bis Transjakarta tapi armadanya juga harus banyak, karena dia kan kemampuannya terbatas kalau dibandingkan kereta. Nah itu yang perlu dipikirkan,” tambahnya

Nirwono Yoga pun heran dengan perkembangan isu renovasi JIS karena dituding ada kepentingan politik, padahal pemerintah maupun PSSI ingin adanya perbaikan dan penataan, seperti akses masuk dan transportasi di JIS yang belum mendukung.

Oleh sebab itu, Nirwono Yoga menyarankan PSSI secepatnya mendatangkan tim penguji dari FIFA untuk memutuskan JIS ini layak atau tidak, termasuk akses transportasinya.

“Sederhana sekali, panggil utusan FIFA atau perwakilan FIFA itu dan tidak perlu rombongan banyak tapi perwakilan yang ditunjuk oleh FIFA langsung meninjau ke JIS, kemudian silakan orang FIFA tadi yang mengatakan siap atau tidak, itu jauh lebih fair,” sarannya.

“Jadi tim itu mungkin tidak lebih banyak sekitar dua tiga sampai lima orang FIFA langsung silakan datang ke stadionnya, tinjau lokasi tidak hanya bangunannya tapi yang tadi kita bahas soal aksesibilitas dan sekitarnya, setelah itu biarkan orang FIFA itu langsung yang menilai,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.