Dark/Light Mode

Pengamat Hingga Mantan Pemain Dukung Aturan Liga 1 Suporter Tamu Dilarang Hadir

Rabu, 7 Juni 2023 16:47 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Aturan baru terkait larangan suporter tim tamu hadir di stadion berlaku saat Kompetisi Liga 1 musim depan. Aturan baru ini dibuat PSSI dan PT LIB guna mengantisipasi kerusuhan antar suporter.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, pasca tragedi Kanjuruhan Malang, persepakbolaan Indonesia masih dalam masa transisi dan pantauan FIFA.

Jika selama masa transisi kembali terjadi kerusuhan suporter, FIFA akan memberikan sanksi pada PSSI.

Pengamat Sepak Bola Nasional Kesit Budi Handoyo mendukung langkah PSSI dan PT LIB pada musim kompetisi Liga 1 2023/2024 terkait kehadiran suporter yang hanya dibolehkan bagi suporter dari tuan rumah.

Baca juga : Pengamat Militer Ingatkan Pemerintah Antisipasi Potensi Perang China Dan AS Di Tahun 2037

Kesit berpendapat, kebijakan tersebut diambil demi keamanan, kelancaran dan kenyamanan bersama jalannya pertandingan.

Mengingat, suporter Indonesia mudah sekali terlibat gesekan di lapangan saat bertemu membela tim kesayangannya masing-masing.

“Di sisi lain kita ingin mereka bisa hadir langsung agar bisa mendukung tim pujaan, membuat stadion lebih bergemuruh. Namun di sisi lain masih ada tahapan yang sepertinya harus dijalani PSSI terkait dengan kesiapan pihak keamanan dalam menjaga kelancaran dan kenyamanan tempat atau kota di mana pertandingan itu digelar,” ujar Kesit, Rabu (7/6).

Kesit menambahkan, pelarangan tersebut juga sebagai bentuk mitigasi terhadap bentrok antar suporter yang kerap terjadi di lapangan, pasalnya pasca tragedi Kanjuruhan, Indonesia saat ini masih dipantau FIFA yang siap menjatuhkan sanksi jika hal serupa terjadi kembali.

Baca juga : Perkuat Timnas, Persib Dukung Program Naturalisasi

“Selain itu soal warning yang diberikan FIFA tentunya juga tak bisa diabaikan,” ucapnya.

Kesit menyampaikan, suporter Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia sangat mudah lupa terhadap suatu peristiwa atau tragedi.

Ia mencontohkan, ketika terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Malang atau pun Semarang, beberapa waktu kemudian terlupakan.

“Pasca kejadian biasanya saling mengingatkan dan menyadarkan agar tidak lagi mengulang. Tapi, selama ini, setelah kejadian berlalu beberapa saat, seperti lupa, kemudian disadari atau tidak bikin ulah lagi yang akhirnya merugikan klub dan juga masyarakat lainnya,” paparnya.

Baca juga : Pengamat Nilai Uji Materi PSI Soal UU Pemilu Jadi Pintu Masuk Gibran Di Pilpres 2024

Lebih lanjut Kesit mengatakan, sebagus apa pun peraturan yang dibuat PSSI untuk mencegah kerusuhan suporter jika tidak dipatuhi dan dijalankan dengan baik oleh seluruh suporter hasilnya akan sama saja.

“Apalagi jika sanksi yang diberikan tidak pernah membuat efek jera, maka kekhawatiran bakal terjadinya kericuhan tetap ada,” ulasnya.

Oleh sebab itu, Kesit mendorong agar suporter bisa mengubah sikapnya untuk menjadi fans yang tidak membabi buta mendukung tim kesayangannya.

“Fanatismenya tidak perlu berlebihan. Ketika akan bertolak ke stadion, ya harus membawa bekal sportivitas, artinya, mereka jangan hanya siap untuk menang, melainkan juga siap untuk menerima kekalahan,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.