Dark/Light Mode

Tembus Rp 120 Ribu Per Kg

Harga Cabe Makin Pedas

Jumat, 8 Desember 2023 07:30 WIB
Pedagang memilah cabe merah dan cabe rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (30/11/23). (Foto: Patrarizki Syahputra/Rakyat Merdeka/RM.id)
Pedagang memilah cabe merah dan cabe rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (30/11/23). (Foto: Patrarizki Syahputra/Rakyat Merdeka/RM.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga cabe di Jakarta makin pedas alias melonjak tajam. Yakni, tembus Rp 120 ribu per kilogram (kg) untuk jenis cabe rawit merah. Harga itu, di atas harga rata-rata nasional Rp 85.140 per kg.

Berdasarkan situs panel­harga.badanpangan.go.id, harga rata-rata cabe rawit merah di Ja­karta Rp 104.880. Sedangkan, in­fopangan.jakarta.go.id menye­but, pada 6 Desember 2023, di Pasar Rawa Badak, Pasar Mayes­tik, Pasar Tanah Abang Blok A-G, Pasar Tomang Barat, Pasar Koja Baru, cabe rawit merah tembus Rp 120 ribu per kg.

Sedangkan cabe merah keriting di Jakarta Rp 90.700 dengan harga rata-rata nasional Rp 70.890 per kg. Di Pasar Rawa Badak tembus Rp 120 ribu per kg, Pasar Tanah Abang Blok A-G Rp 115 ribu per kg, Pasar Lenteng Agung Rp 111 ribu per kg, Pasar Tomang Barat dan Pasar Kelapa Gading Rp 11 ribu per kg.

Baca juga : Luhut Merasa Makin Bugar

Untuk diketahui, permintaan cabe di Jakarta sangat tinggi. Per minggu, Jakarta menghabiskan 810 ton cabe merah dan 641 ton cabe rawit.

Untuk mengatasi lonjakan harga cabe ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera bergerak, menggelar operasi pasar demi stabilisasi harga je­lang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Anggota Komisi B DPRD DKI Suhud Alynudin mengatakan, operasi pasar sangat diperlukan. Pasalnya, harga cabe keriting meroket tajam, dari Rp 43 ribu per kg pada Oktober 2023 menja­di Rp 94 ribu per kg. Sedangkan, cabe rawit merah dari Rp 65 ribu menjadi Rp 120 ribu per kg.

Baca juga : Jemaah Harap-harap Cemas

“Pemerintah harus melakukan intervensi untuk menurunkan harga cabe, salah satunya bisa dengan melakukan operasi pasar,” ujarnya, Selasa (5/12).

Menurutnya, kenaikan harga cabe terjadi antara lain karena Pemprov DKI gagal menjaga rantai distribusi dan tidak melakukan persiapan dalam menghadapi momen tertentu.

Sementara, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, kenaikan harga cabe bukan persoalan Jakarta saja. Tapi sudah menjadi masalah nasional. Karena ke­naikan harga cabe juga terjadi di daerah lain seperti, Maluku, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Riau.

Baca juga : Amran Memanusiakan Petani

Namun, Gilbert meminta, Pem­prov terus untuk mencari solusi atasi lonjakan harga cabe saat ini. Salah satunya menyiapkan stok sebelum momen Nataru.

“Ini kan merupakan ritual setiap tahun naik. Jadi sebelum harga naik, sediakan stok yang cukup. Mereka mesti melihat stok pangan yang kurang. Misal­nya, cabe. Maka Pemprov harus datangkan dari daerah lain untuk disebarkan ke masyarakat agar harganya turun,” tandasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.