Dark/Light Mode

Papua Minta Jatah Minimal 2 Kursi Menteri

Senin, 21 Oktober 2019 16:22 WIB
Robert J Kardinal (Foto: Istimewa)
Robert J Kardinal (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politisi Papua, Roberth Rouw, meminta Presiden Jokowi diminta memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada tokoh masyarakat daerahnya untuk dapat duduk di kabinet. Di setiap kabinet, memang orang Papua selalu ada. Tapi, jumlahnya hanya satu. Di kabinet mendatang, Roberth minta ada dua.

Kata ada, ada beberapa nama kandidat yang dianggap bisa menjadi representase orang Papua di pemerntahan Jokowi-Ma'ruf. Seperti Rektor Universitas Cendrawasih, Apolo Safanpo; Ketua Kaukus Parlemen Papua-Papua Barat periode 2014-2019, Robert J Kardinal; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise; dan sederet tokoh lainnya. 

Roberth Rouw mendorong agar tokoh-tokoh Papua diberi kesempatan untuk mengisi kursi di kabinet. Hal ini untuk menunjukkan bahwa anak-anak Papua bisa atur negara dengan baik asal peluang tersebut terbuka lebar.

Baca juga : Gojek Bangga Bosnya Bakal Jadi Menteri

“Ini yang perlu Bapak Presiden minta masukan kepada tokoh-tokoh di Papua tentang siapa yang pantas. Karena belum tentu yang dekat dengan istana diterima utuh masyarakat Papua. Ini supaya orang Papua diakui keberadaannya di pemerintah. Tunjukkan kelasnya bahwa anak Papua juga mampu kelola negara,” kata anggota Fraksi Nasdem DPR ini.

Roberth yakin, tokoh-tokoh Papua yang sebenarnya secara kualifikasi dan kompetensi mampu memimpin kementerian atau lembaga. Hanya saja, kesempatan itu jarang ada karena sistem pencarian profil kabinet di pemerintahan tidak sampai menyasar ke anak-anak Papua. 

“Kita ingin anak Papua bisa bicara di politik nasional agar bisa diterima masyarakat luas. Jadi harus dikasi betul supaya bisa tunjukkan kelasnya. Saat ini sudah banyak anak-anak Papua yang cerdas, cuma belum terseleksi dan terangka di politik nasional karena belum terbuka lebar kesempatan itu,” katanya.

Baca juga : Mengincar Kursi Menteri

Padahal, sambung dia, sudah banyak anak Papua yang berprestasi di dunia internasional. “Ini yang harusnya diseleksi betul. Dicek sumber dayanya, tanya kepada pemda karena banyak anak-anak Papua yang pantas. Seleksi dan panggil mereka,” katanya.

Dia mengingatkan, Jokowi bisa menang telak pada Pemilu Presiden lalu karena menganggap Jokowi punya keberpihakan besar kepada masyarakat Papua. Makanya, untuk di periode kedua ini, keberpihakan itu ditunjukkan dengan menempatkan orang Papua memimpin kementerian-kementerian yang dianggap strategis. Tidak lagi dianggap hanya sekedar representase semata sehingga penempatan orang Papua di pemerintahan sekenanya saja. 

Hal senada dilontarkan akrivis buruh Papua Barat, Wily Janzent Dimara. Menurutnya, penempatan tokoh-tokoh Papua bisa meredam ketegangan Papua-Jakarta yang selama ini memanas. “Kita mau orang Papua di kabinet itu merupakan orang-ornag terbaik sehingga pemerintah bisa melihat hak-hak masyarakat di tanah Papua,” katanya.

Baca juga : Sistem Meritokrasi Salah Satu Cara Pilih Menteri

Menurut dia, banyak tokoh-tokoh Papua yang pantas diperhitungkan untuk masuk kabinet. Di antaranya Ketua kaukus Parlemen Papua-Papua Barat Periode 2014-2019 seperti Robert J Kardinal, politisi PDI Perjuangan Jimmi Damianus Ijie, Menteri Perempuan dan Anak Yohanna Yambise, dan tokoh Partai Demokrat asal Papua Barat Michael Wattimena. “Kalau masyarakat Paaua punya representase di pemerintahan ya paling tidak bisa melihat suara-suara masyarakat Papua. Yang jelas kami mau yang terbaik yang bisa bicara tentnag perubahan tanah dan ulayat di Papua. Kami harap 2-3 kementerian dipimpin orang Papua,” tambah dia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.