Dark/Light Mode

Sudirman Said Soroti Pendidikan Di Jakarta

Rabu, 29 Mei 2024 21:02 WIB
Ketua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said dalam diskusi tentang pendidikan bersama Forum Wartawan Pendidikan di Jakarta, Rabu (29/5/2024). Foto: Istimewa
Ketua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said dalam diskusi tentang pendidikan bersama Forum Wartawan Pendidikan di Jakarta, Rabu (29/5/2024). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Institut Harkat Negeri (IHN), Sudirman Said menyebutkan, pemerintah bertugas untuk menjamin akses pendidikan bagi semua sehingga orang tua, khususnya para ibu-ibu, tidak lagi repot dalam menyekolahkan anak-anaknya.

"Saya sering mendengar cerita ibu-ibu yang terus-menerus dengan keterbatasannya menginginkan anak-anaknya dapat memperoleh pendidikan terbaik. Sekarang, momentum pendaftaran siswa baru, sedang dirasakan ibu-ibu di Indonesia. Saya membayangkan ibu-ibu di seluruh Indonesia risau terkait dengan urusan pendidikan anak-anaknya," kata Sudirman.

Hal ini disampaikan Sudirman dalam diskusi tentang pendidikan bersama Forum Wartawan Pendidikan di Jakarta, Rabu (29/5/2024).

"Oleh sebab itu, saya berharap agar orang tua tidak boleh repot dalam menyekolahkan anaknya. Daftar bisa di mana pun dan dijamin anaknya dapat bangku sekolah," ujar Sudirman.

Dia menyoroti beberapa hal terkait dengan pendidikan. Pertama, setiap orang tua pasti menginginkan nasib yang lebih baik bagi anaknya. Karena itu, tugas pemerintah menjamin pendidikan dapat diakses oleh semua.

Baca juga : Sinergi Kemendikbudristek Dan Pemda Bangun Ekosistem Pendidikan Digital

Kedua, khusus untuk Jakarta, dia berharap agar semua sekolah memiliki kualitas sama dan merata dengan kualitas layanan yang sama.

"Contoh ideal seperti halnya servis perbankan yang memberikan kualitas layanannya sama di mana saja, kualitas sekolah seharus juga rata berkualitas. Sehingga semua anak bisa sekolah di mana saja. Dengan demikian tidak ada lagi istilah sekolah favorit," ujar Sudirman Said.

Ketiga, orang tua tidak boleh repot dalam menyekolahkan anaknya. "Mereka bisa daftar di mana pun dan dijamin anaknya dapat bangku sekolah," imbuh eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini.

Keempat, para ibu yang bekerja sambil mengasuh anaknya harus diringankan bebannya. Tempat penitipan anak (day care) berkualitas dengan harga terjangkau harus diperbanyak.

Kelima, ⁠masa depan anak sangat ditentukan saat usia dini, sehingga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus menjadi perhatian serius Pemerintah.

Baca juga : SKK Migas Sebut Peran PGN Sangat Penting Di Masa Transisi Energi

"Dalam pandangan saya, pendidikan merupakan investasi baik diselenggarakan oleh negara maupun pihak swasta. Investasi pendidikan tidak pernah salah. Apabila negara mendidik rakyatnya, maka akan menjadi bangsa yang sejahtera dan maju. Alangkah indahnya kebijakan pemerintah jika mempertimbangkan kesulitan para ibu-ibu, sehingga anaknya tetap mendapatkan pendidikan terbaik dan masa depan yang lebih baik," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Sudirman Said menceritakan kisah masa kecilnya di Brebes, Jawa Tengah yang hampir drop out dari sekolah. Ditinggal wafat ayahnya sejak usia 9 tahun, ibunya harus berjuang mengasuhnya bersama adik-adiknya.

"Bagaimana sulitnya kami berenam bersaudara. Ibu harus struggle ngurusin anak-anaknya, mulai dari makanan hingga sekolah. Jadi, kalau tidak ada peran negara, orang seperti saya akan jadi apa. Betul bahwa pendidikan merupakan kewajiban negara, untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan supaya mereka berdaya," tuturnya.

Khusus untuk Jakarta, lanjut Sudirman, yang merupakan kota besar yang memiliki kekuatan fiskal dan memiliki sumber daya manusia berkualitas. UU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) memberikan kewenangan kepada Pemprov Jakarta, salah satunya pendidikan sehingga bisa menata sektor ini lebih leluasa.

Kebijakan zonasi juga perlu dibarengi dengan ketersediaan bangku sekolah. Masalah pendidikan seharusnya bisa diselesaikan DKJ dengan anggarannya yang cukup besar.

Baca juga : Sudirman Said Masuk Radar NasDem Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta

Dia menambahkan, dengan kemampuan fiskal Jakarta yang cukup besar, maka juga perlu untuk meneruskan bantuan-bantuan pendidikan untuk meringankan beban orang tua.

"Kalau jumlah bangku tidak sama, pasti akan begini terus, perebutan bangku sekolah. Susahnya apa untuk menyelesaikan masalah ini? Bangun jumlah bangku SMP sebanyak bangku SD, bangku SMA sebanyak bangku SMP, sehingga tidak ada lagi rebutan. Ini soal niat, kalau menyadari bahwa pendidikan adalah alat untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan memajukan bangsa," tandas Sudirman.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.