Dark/Light Mode

Penumpang KRL Masih Numpuk

Jewer Perusahaan Yang Nyuruh Karyawan Ngantor

Selasa, 24 Maret 2020 06:14 WIB
Penumpang KRL Masih Numpuk Jewer Perusahaan Yang Nyuruh Karyawan Ngantor

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyesuaian operasional KRL Commuter Line kemarin justru bikin kepadatan penumpang di dalam gerbong. Kebijakan yang bertujuan social distancing atau menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona ini justru kontra produktif.

Meski jumlah penumpang KRL terus menurun sepekan terakhir, tetapi masih banyak saja warga yang berangkat bekerja dan menggunakan KRL. Masih banyak pekerja yang melakukan aktivitas perkantoran dan tidak sepenuhnya menerapkan work from home. Akhirnya kepadatan di stasiun maupun di dalam gerbong tak terhindarkan. 

Berdasarkan pengamatan Rakyat Merdeka, penumpukan penumpang terjadi di hampir seluruh stasiun KRL. Baik di Bogor, Bekasi, Tangerang, maupun di Jakarta. Seperti di Stasiun Bogor dan Stasiun Tanah Abang. Penumpang mengantre panjang. Baik di peron maupun di luar halaman. Di dalam gerbong, tumplek berdesakan. 

Banyak warga memilih berdesakan di dalam kereta dibanding telat bekerja. Pemandangan gerbong kereta mengarah ke Jakarta maupun stasiun yang disesaki penumpang bertebaran di media sosial. 

Warga pun mengeluh, menumpahkan sumpah serapah-nya di media sosial. Kok bisa ada kebijakan bikin kepadatan yang justru membuat penyebaran virus corona gampang terjadi. 

Seperti Deavy yang menumpahkan kekesalannya lewat akun @Deaavy. “@CommuterLine Mohon untuk mengkaji ulang atas kebijakan pembatasan jumlah KRL perharinya, karena nyatanya tidak efektif untuk mengurangi jumlah penumpang, menjaga jarak antar penumpang, malah nyatanya yang terjadi gerbong dan stasiun menjadi tempat berkerumun,” tulis dia. 

Baca juga : Penumpang TransJ Numpuk di Halte dan dalam Bus, Corona Makin Mudah Menular

Menjawab itu, akun @CommuterLine masih yakin ini kebijakan untuk mengurangi penyebaran virus corona Covid-19. 

“Selamat pagi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, sehubungan operasinal KRL saat ini guna mendukung kebijakan pemerintah untuk menghambat penyebaran Covid-19, untuk masukannya akan menjadi bahan evaluasi kami kembali, terima kasih.” 

Penumpang lainnya tak terima. Akun @Kopi_Joz juga heran. “Menghambat penyebaran darimana sih min? Itu liat kan orang pada berdesak-desakan? Gak semua tempat kerja memberlakukan WFH, ingat.” 

Netizen yang lain pun meminta kebijakan ini dievaluasi. “Dear @CommuterLine. Ini penampakan tadi pagi akibat aturan yang kalian buat. Beginikah yang kalian inginkan? Di saat banyak tenaga medis berjibaku mempertaruhkan jiwa dan raga untuk negara ini, kalian membuat aturan yang nyeleneh dan membahayakan banyak nyawa manusia. Tolong lebih bijaklah!” tulis akun @ariandiputra30 me¬nyertakan foto-foto penumpukan di stasiun dan gerbong kereta. 

Yang lain meminta ada upaya pemaksaan kepada pabrik dan perkantoran untuk menutup sementara dan bekerja dari rumah. ‘Cuma kalau peraturan perusahaan gak kasih WFH mau gimana? Serba salah anak buah cuma jadi korban, tadi ada yang pingsan di Depok,” ungkap @ dave_vidocq sama dengan @ prtwika. 

“Selamat pagi @CommuterLine. Ini suasana KRL keberangkatan pertama jurusan Tangerang- Duri. Menurut saya, pembatasan jam KRL sangat tidak efektif dilakukan mengingat banyak perusahaan dan tenaga kerja yang masih sangat membutuhkan moda transpotasi ini untuk berangkat ngantor atau ngelab.” 
Penumpang pemilik akun @ salahudin_id tegas meminta kepada Presiden. 

Baca juga : Persiapan Haji Jalan Terus

“Pak @jokowi Pak @aniesbaswedan ini kondisi KRL pagi ini sesuai IG Story. Silakan segera buat keputusan untuk mempertegas ke perusahaan-perusahaan yang masih tidak memberikan alternatif WFH untuk para pekerjanya.” 

Seorang pekerja di kawasan Sudirman, Wandhi mengatakan, merasa heran mengapa tidak semua perusahaan menerapkan anjuran pemerintah agar karyawannya bekerja dari rumah. 

“Saya kira pemerintah perlu bertindak tegas dong. Tindak perusahaan yang masih menyuruh karyawannya ngantor,” tegas Wandhi. 

Normal Kembali 

Mulai kemarin pagi, PT KCI melakukan penyesuaian operasional KRL Commuter Line. Jam operasional seluruh lintas/ rute KRL adalah mulai pukul 06.00 hingga 20.00 WIB, mengoperasikan 713 perjalanan KRL. Pada jam sibuk dari pukul 07.00 WIB sampai jam 09.00, headway kereta tiap lima menit. Begitu pula pada pukul 17.00 sampai 19.00. Pada waktu di luar itu headway tiap 10 menit sambil melihat perkembangan selanjutnya. 

Setelah ruwet dan justru terjadi penumpukan, siang harinya, PT Kereta Commuter Indonesia langsung melakukan evaluasi atas penyesuaian jadwal operasional KRL Commuter Line yang berlangsung kemarin pagi. 

Baca juga : Menpora Ingin Putri Indonesia Jadi Teladan dan Cermin Karakter Bangsa

Dari hasil evaluasi, jadwal KRL kembali normal pukul 15.00 kemarin. Dengan normalisasi jadwal ini, KRL akan kembali beroperasi melayani 991 perjalanan per hari mulai pukul 04:00 hingga 24:00 WIB. Hal ini berlaku untuk seluruh 80 stasiun dan seluruh rute KRL. 

“Dengan normalisasi jadwal ini, kami mengimbau pengguna untuk tetap beraktivitas dari rumah. Kecuali kegiatan yang sangat perlu dan mendesak. Jadwal KRL kembali normal tidak untuk dimanfaatkan bepergian dengan tujuan-tujuan yang tidak mendesak,” kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, dalam rilisnya. 

Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona pada transportasi publik, khususnya KRL Commuter Line. Upaya tersebut termasuk pembersihan kereta secara intensif dengan disinfektan, pengukuran suhu tubuh pengguna, penyediaan hand sanitizer di kereta dan stasiun hingga lebih dari 2.000 botol. Selanjutnya beberapa stasiun juga mulai tersedia tempat cuci tangan selain di toilet, bagi pengguna untuk digunakan sebelum maupun sesudah menggunakan KRL. 

Penerapan jarak sosial di stasiun dan kereta juga dilakukan di dalam stasiun dan kereta. Di dalam stasiun, PT KCI bersama KAImembuat garis batas ant-rean di loket, gate, dan sebelum pemeriksaan suhu tubuh. 

Selanjutnya petugas juga mengarahkan pengguna mengisi kereta atau gerbong yang kosong terlebih dahulu. Selama perjalanan, petugas pengawalan kereta juga bergerak menghimbau pengguna untuk berpindah dari kereta gerbong yang penuh ke kereta gerbong yang lebih kosong. Selain itu, dalam satu pekan terakhir, jumlah pengguna KRL telah turun 50-60 persen dari rata-rata satu juta pengguna per hari menjadi hanya 400-500 ribu pengguna setiap harinya. 

“Berbagai kebijakan ini tentu perlu juga mendapat dukungan dari para pengguna KRL untuk bersama-sama menerapkan jaga jarak serta gaya hidup bersih dan sehat,” imbau Anne. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.