Dark/Light Mode

Ultah Ke-51

Anies Dinodai Tiga Menteri

Jumat, 8 Mei 2020 06:24 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Mohamad Qori/RM)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Mohamad Qori/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ultah ke-51, kemarin. Sehari sebelumnya, Anies dapat kado pahit. Dia disentil tiga menteri terkait bansos. Ultah Anies pun ternoda.

Ketiga menteri yang dimaksud adalah Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sosial Juliari Batubara. Ketiganya menuding, Anies melempar tanggungan bansos buat 1,1 juta warga DKI kepada pemerintah pusat.

Sri Mulyani mengatakan, Pemprov DKI tidak lagi menanggung bantuan bagi 1,1 juta warganya. Tanggungan ini dilempar ke pemerintah pusat. Menurutnya, Pemprov DKI melepas tanggung jawab pendanaan bansos karena tidak memiliki anggaran yang cukup. Kabar ini didengarnya dari Muhadjir.

Baca juga : Di Mata PSI, Anies Nggak Ada Benernya

“Tadinya 1,1 juta adalah DKI dan sisanya itu 3,6 juta pemerintah pusat. Sekarang seluruhnya diminta dicover pemerintah pusat,” beber Sri Mul dalam rapat virtual bersama Komisi XI DPR, Rabu (6/5).

Beban anggaran bansos pemerintah pun otomatis akan meningkat. Kendati begitu, dia belum memberi rincian penambahan anggaran yang harus di tanggung pemerintah pusat atas peralihan ini. Namun yang pasti, anggaran ini akan diambil dari alokasi dana untuk perlindungan sosial mencapai Rp 110 triliun. Kalau benar dari DKI akan di-cover pemerintah pusat, maka seharusnya tentu ada tambahan (anggaran) lagi untuk cover,” tandasnya.

Sementara, Muhadjir mengkritik Anies soal kacau balaunya data penerima bansos. Menurutnya, Anies tidak bertindak sesuai kesepakatan. “Kami dengan DKI sekarang sedang tarik menarik cocok-cocokan data. Bahkan, kemarin saya dengan Gubernur agak tegang, agak saya tegur keras pak Gubernur,” bebernya.

Baca juga : Ketua KPK: Senyap Bukan Berarti Tidak Bekerja

Pemprov DKI mendistribusikan bantuan duluan. Tapi, Muhadjir mengendus ada yang janggal. Apa itu? Di lapangan, ternyata Anies menyampaikan, bantuan itu sekadar untuk mengisi kekosongan sebelum pemerintah pusat mengisi. “Padahal tidak begitu,” beber Muhadjir. “Kesepakatan itu rapat kabinet tidak begitu! Gubernur sanggup, DKI sanggup 1,1 juta, kita siapkan 2,5 juta, jadi jangan diubah itu, kalau diubah kacau,” imbuhnya.

Dampaknya, banyak penerima bansos Kemensos, juga dapat dari DKI. Dobel. Yang seharusnya dapat, malah tidak. Data yang diberikan Anies ke Kemensos, adalah data yang juga digunakan untuk menyalurkan bantuan Pemprov DKI. Sementara RT/RW, juga sudah punya data penerima bantuan. Namun, rupanya tak disetor ke kemensos. keadaan pun kacau. Mereka yang tercatat di data Kemensos, minta bantuan. Sementara yang terdaftar di RT/RW, juga minta.

Senada, Juliari juga mengatakan, Kementerian Sosial menerima aduan dari sejumlah pihak yang menganggap program bansos di wilayah ibu kota tidak tepat sasaran. Juliari pun meninjau 15 titik penyaluran bansos di DKI Jakarta. Dan apa yang dilaporkan, memang terjadi. Banyak warga yang menerima bantuan dobel. Yang seharus nya dapat, malah tidak.

Baca juga : Bahas Anggaran 2021, Anies Resmi Buka Musrenbang Secara Online

Menurut Juliari, data yang diberikan Anies sudah lama alias kedaluwarsa. Penerimanya banyak yang sama dengan data penerima bantuan sembako dari Pemprov DKI. Menyikapi hal tersebut, Kemensos segera berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk menyelesaikan permasalahan data penerima bansos. Dalam waktu dekat Anies menjanjikan akan memberikan data revisi agar penerima manfaat bansos sesuai fitrahnya.

Menanggapi hal itu, Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sedang dalam proses pendataan untuk distribusi bansos tahap 2. Pendataan itu dengan mendapatkan usulan dan masukan unsur RT/RW. “Pemprov DKI Jakarta juga mendukung proses distribusi bansos dari Kemensos melalui tim Dinas Sosial dan Suku Dinas Sosial di masing-masing wilayah DKI Jakarta,” ujar Anies dikutip dari keterangan tertulis PPID Pemprov DKI, semalam.

Terkait kesediaan anggaran pelaksanaan bansos, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan anggaran dalam bentuk Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp 5,032 Triliun dalam rangka penanganan Covid-19, yang dapat digunakan sewaktu-waktu dan apabila dibutuhkan jumlahnya dapat juga ditambahkan. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.