Dark/Light Mode

Angka KDRT Meningkat, Pengaduan Buka 24 Jam

Di Masa Wabah Corona Korban Diminta Berani Melapor

Senin, 13 Juli 2020 06:59 WIB
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. (Istimewa)
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. (Istimewa)

 Sebelumnya 
Tiap PPT menyediakan dokter forensik, psikolog, dan psikiater, yang memberikan layanan visum et repertum dan visum et psikiatrikum secara gratis. “Selama periode April sampai Juni 2020, ada 90 kasus yang telah dilayani di RSUD dan puskesmas,” terangnya.

Tuty menambahkan, melalui layanan pengaduan dan penanganan yang terintegrasi ini, diharapkan semakin mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan pemerintah secara menyeluruh. Serta menumbuh- kan kesadaran dan keterbukaan masyarakat, untuk ikut melaporkan tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan yang ada di sekitarnya.    

Dia mengimbau para perempuan dan anak di Jakarta supaya tidak takut untuk melapor. Pasalnya, perempuan dan anak berhak mendapatkan perlindungan. Apalagi, layanan ini bisa diakses kapanpun dan oleh siapapun.

Baca juga : Pasangan Calon Diminta Kompak Melawan Hoaks

“Kami juga menyediakan fasilitas rumah aman guna memberikan perlindungan hukum dan jaminan keamanan kepada seluruh perempuan dan anak di DKI Jakarta,” tandasnya.

Sebelumnya Tuty menjelaskan, dari 5,4 juta perempuan di DKI Jakarta (total penduduk Jakarta berdasarkan KTP 11 juta jiwa dan 49,6 persen atau 5,4 juta jiwa adalah perempuan), 5,3 persen mengalami kekerasan.

“Pada 2019, angka kekerasan KDRT pada perempuan mencapai 571 kasus. Ini angka yang besar bagi Jakarta. Perempuan korban kekerasan di Jakarta ini umurnya berkisar antara 15 hingga 64 tahun dan mengalami kekerasan fisik dan seksual oleh pasangannya,” ungkap Tuty.

Baca juga : Pergerakan Warga Di Masa Lebaran Diduga Jadi Penyebab

Yang mengejutkan lagi, lanjutnya, kekerasan pada anak di DKI Jakarta juga semakin meningkat. “Pada 2013, kekerasan pada perempuan mencapai 69 persen dan pada anak 31persen. Sedang- kan pada 2019, kekerasan pada anak justru meningkat menjadi 55 persen dan perempuan 45 persen,” ungkap Tuty.

Dia juga mengungkapkan, DKI Jakarta telah melibatkan 70 ribuan kader PKK untuk pencegahan dan penanganan kekerasan pada perempuan dan anak. Juga ada layanan hotline dan call center untuk pengaduan kekerasan.

“Di masa pandemi Covid-19 ini, untuk kasus kekerasan yang sangat parah dan butuh pertemuan, korban bisa kami jemput dengan protokol kesehatan yang ketat demi menghindari penularan virus. Layanan meliputi konseling, mediasi, pendampingan korban kekerasan, hingga penyediaan rumah aman, semuanya dilayani secara gratis, dibiayai dana APBD,” papar Tuty.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.