Dark/Light Mode

PSBB Transisi Terbukti Gagal Tekan Angka Corona

Pak Anies, Tarik Rem Darurat DKI Butuh PSBB Super Ketat

Kamis, 16 Juli 2020 06:56 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengawasi penerapan protokol kesehatan di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto : twitter@aniesbaswedan)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengawasi penerapan protokol kesehatan di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur. (Foto : twitter@aniesbaswedan)

 Sebelumnya 
Sedangkan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS, Abdurrahman Suhaimi mewanti-wanti Pemprov DKI Jakarta tak membuka tempat hiburan malam seperti diskotek, bar, serta griya pijat (spa). Apalagi tempat semacam ini berpo- tensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Sebab susah menerapkan physical distancing.

“Roda ekonomi penting, ke- jenuhan masyarakat harus diberikan saluran. Tetapi menjaga nyawa manusia harus jadi priori- tas. Kalau kita salah mengambil keputusan bisa berakibat fatal,” ingat Suhaimi.

Politikus dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gilbert Simanjutak pesimistis Gubernur Anies sanggup menerapkan kembali PSBB ketat dan mencabut PSBB transisi. Alasannya, kondisi anggaran di APBD DKI tahun ini tidak memungkinkan untuk menerap- kan PSBB ketat. Pemprov DKI Jakarta butuh dana sebesar Rp 3 triliun.

Baca juga : Pasien Positif Corona Dengan Tes PCR, Bisa Masuk RS Darurat Di Wisma Atlet

Sedangkan kondisi APBD DKI Jakarta tahun ini mengalami kontraksi hingga 53 persen. APBD DKI 2020 senilai Rp 87,9 triliun diperkirakan menurun menjadi Rp 44,66 triliun.

“Tidak gampang menarik rem ini. Saya nggak yakin Anies mampu. Rem darurat butuh ongkos yang tak sedikit. Meledaknya kasus penularan Covid-19 menjadi bukti bahwa pengawasan Pemprov DKI masih lemah,” ujarnya.

Terbuka Rem Darurat

Baca juga : Pertamina Dumai Hemat Biaya Operasi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengakui, pelonggaran aktivitas memang berpotensi menambah intensitas pertemuan dan kerumunan. Namun, selain aktivitas warga yang mulai bergeliat, faktor lain yang membuat jumlah pasien positif melonjak karena gencarnya pencarian kasus baru atau active case finding.

“Secara keseluruhan, pemerintah DKI telah melakukan tes PCR terhadap 294 ribu sampel. Kalau ada provinsi yang jumlah positifnya sedikit, belum tentu juga. Jangan-jangan lebih banyak provinsi itu, cuma tidak ada testing saja atau testingnya sedikit,” kata politikus Partai Gerindra ini.

Gubernur Anies pun mengakui terjadi lonjakan penambahan kasus harian serta positivity rate Covid-19 di Ibu Kota selama PSBB transisi.

Baca juga : Ayo, Gunakan BBM Ron Tinggi Supaya Langit Jakarta Kembali Biru

Menurut Anies, jika kondisi semakin memburuk, Pemprov DKI Jakarta terpaks menarik tuas rem darurat atau emergency brake policy.

“Bila itu terjadi, maka kita semua harus kembali dalam rumah, kegiatan perekonomian terhenti, kegiatan keagamaan terhenti, kegiatan sosial terhenti. Kita semua akan merasakan kerepotannya bila situasi ini berjalan terus,” kata Anies melalui video yang ditayangkan lewat akun YouTube Pemprov DKI Jakarta.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.