Dark/Light Mode

50 Ton Limbah Minyak Berceceran

Siapa Yang Berani Cemari Pantai Kepulauan Seribu

Kamis, 13 Agustus 2020 06:43 WIB
Pemandangan pantai di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. (Foto : twitter@DKIJakarta)
Pemandangan pantai di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. (Foto : twitter@DKIJakarta)

 Sebelumnya 
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu masih menelusuri sumber limbah minyak yang mencemari wilayah mereka. Saat ini sedang dilakukan penelitian bersama PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Kepala Bagian Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Kep Seribu, Endro menyatakan, pihak PHE sedang meneliti apakah minyak mentah ini disebabkan oleh kebocoran sumur pengebo- ran baik dari Offshore Southeast Sumatera (OSES) atau Offshore North West Java (ONWJ).

Pertamina juga telah menyatakan mereka belum menerima laporan tentang kebocoran tersebut. Berbagai kemungkinan, lanjut Endro, bisa terjadi. Misalnya, kelalaian kapal pengangkut minyak atau kapal-kapal yang nakal yang melakukan pencucian tangki di tengah laut. Sebab mencuci tangki di dermaga menghabiskan biaya lebih besar.

Baca juga : Ini Dia Pria Pertama Yang Punya Penis Buatan Dari Lengannya Sendiri

“Kemungkinan lainnya, adanya angin timur. Limbah minyak akibat kebocoran pengeboran beberapa waktu lalu yang sudah menggumpal dan tenggelam di laut, kembali lagi ke pesisir pantai,” duganya.

Sampel Sedang Diteliti Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi menduga, gumpalan tersebut berasal dari bahan bakar minyak yang tidak sengaja tertumpah dan terhanyut dari tengah laut menuju pinggir pantai.

Dia mengungkapkan, awal gumpalan minyak terjadi pada Senin (10/8) lalu. Tak hanya di perairan Pulau Pari, gumpalan minyak juga menyebar hingga di Pulau Tidung dan Untung Jawa. Namun, di dua pulau tersebut volume gumpalannya tidak sebanyak di Pulau Pari.

Baca juga : Airin Siap Menangkan Beringin di Pilkada 2020 dan Pemilu 2024

“Dinas LH telah mengambil beberapa sampel gumpalan mi- nyak untuk diteliti dan dianalisis di laboratorium,” ujar Djoko. VP Relations PHE, Ifki Sukarya, belum dapat memastikan sumber limbah ini.

Yang jelas, PHE ONWJ yang beroperasi di Laut Jawa bagian utara Jawa Barat, sedang tidak ada aktivitas pengeboran di perairan Karawang dan Indramayu. Sumur YYA-1 yang pernah bocor pada 2019, sudah ditutup sejak September lalu. Perairan Karawang yang tercemar limbah minyak sudah pulih sejak saat itu.

“Untuk yang Pulau Pari, PHE ONWJ sudah ke lokasi dan membantu untuk pengecekan. Termasuk soal pembersihan dan penyimpanan hasil pembersihan limbah minyak tersebut,” ujarnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.