Dark/Light Mode

Atasi Covid-19 Nggak Cukup Dengan Wacana

Buruan Isolasi Semua Pasien Positif Corona

Jumat, 4 September 2020 07:02 WIB
Ilustrasi pasien corona tengah mendapat perawatan di Jakarta. (Foto : dok AFP)
Ilustrasi pasien corona tengah mendapat perawatan di Jakarta. (Foto : dok AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyak wacana jitu yang disampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menghentikan penularan Virus Corona atau Covid-19 di Ibu Kota. Wacana terbaru adalah mau mengisolasi semua orang yang positif Covid-19 di fasilitas kesehatan. Termasuk pasien yang tidak menunjukkan gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Ide itu diharapkan segera direalisasikan.

Wacana ini sangat bagus, sehingga yang terpapar Corona itu tidak menjangkiti keluarganya. Artinya, tidak ada lagi kluster rumah tangga,’’ puji Hasan, warga Jakarta Utara, kemarin.

Hanya saja, Hasan menyayangkan, selama ini Pemprov DKI Jakarta sering berwacana doang. Seperti menarik rem darurat jika positivity rate di atas 10 persen. Begitu juga menerapkan sanksi progresif bagi pelanggar protokol kesehatan. Ini malah sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub) nya, tetapi tidak diimplementasikan.

Baca juga : Begini Cara Pelanggan Dapat Token Listrik Gratis PLN

‘’Padahal, Corona nggak bisa distop dengan hanya berwacana. Perlu tindakan nyata dengan cepat deh,’’ gerutu Hasan.

Humas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Halik Malik, mendukung rencana Pemprov DKI untuk mengisolasi semua pasien positif Corona. “Di Jakarta kemampuan pemeriksaan sangat baik, bahkan tiga kali lipat dari kapasitas ideal pemeriksaan. Tenaga Kesehatan dan relawan bisa dilibatkan, dan jumlahnya cukup memadai,’’ ungkapnya.

“Jadi tidak ada kendala tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, sehingga masuk akal jika kebijakan ini diterapkan. Jakarta juga mungkin bisa jadi percontohan bagi daerah lain,” tambah Halik.

Baca juga : Jangan Sampai Pasien Harus Waiting List Kalau Mau Masuk

Apalagi, lanjutnya, isolasi bagi pasien OTG tidak memerlukan perawatan kesehatan. Petugas kesehatan cukup melakukan kunjungan beberapa hari sekali dan berkomunikasi lewat telepon. “Yang paling prinsip biaya akomodasi saja seperti tempat tinggal, makan dan minum, untuk petugas dapat melakukan pemantauan secara berkala,” kata Malik.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Syarif mengatakan, rencana tersebut patut diapresiasi, karena bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Terkait dengan keterbatasan anggaran, tenaga medis, dan fasilitas kesehatan, Syarif mengaku, pasti sudah diperhitungkan secara matang oleh Pemprov DKI.

“Kebijakan bertujuan baik harus didukung. Yang perlu dikritisi dan diawasi itu adalah pelaksanannya sesuai perencanaan atau tidak, penggunaan anggaran transparan dan akuntabel atau tidak,” paparnya.

Baca juga : BUMN Perangi Covid, Ini Rangkaian Bantuan BNI Selama Pandemi

Syarif menegaskan, jika rencana itu dilaksanakan bisa memanfaatkan fasilitas publik, seperti gelanggang olahraga menjadi tempat isolasi. “Sedangkan tenaga medis bisa direkrut dan diberikan insentif. Karena tidak mungkin bagi mereka yang tinggal di tempat padat penduduk melakukan isolasi mandiri,’’ saran Syarif.

Seperti diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta terus melonjak. Kasus harian kini terus di atas 1.000 orang. Misalnya, Rabu (2/9) terpapar 1.053 orang. Totalnya sudah mencapai 42.303 orang.Sebanyak 31.741 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan 75 persen. Lalu, 1.237 orang meninggal dengan tingkat kematian 2,9 persen.Sedangkan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 9.325 orang. Mereka masih menjalani perawatan atau isolasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.