Dark/Light Mode

Atasi Covid-19 Nggak Cukup Dengan Wacana

Buruan Isolasi Semua Pasien Positif Corona

Jumat, 4 September 2020 07:02 WIB
Ilustrasi pasien corona tengah mendapat perawatan di Jakarta. (Foto : dok AFP)
Ilustrasi pasien corona tengah mendapat perawatan di Jakarta. (Foto : dok AFP)

 Sebelumnya 
Lemah Pengawasan Isolasi Mandiri

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, melonjaknya positif Covid-19 di Ibu Kota antara lain karena kebijakan isolasi mandiri dijalankan dengan tidak konsisten.

Misalnya, isolasi mandiri pasien positif Covid-19 di rumah belum dipantau dengan baik. Pemprov DKI, lanjut Tri, belum memiliki peraturan yang jelas bagi warga yang menjalankan isolasi mandiri. “Pengawasan bagi pasien isolasi mandiri di rumah masih sangat lemah. Ini yang harus segera dievaluasi,” ungkap Tri.

Diingatkannya, kenaikan kasus pasien positif jelas mempengaruhi ketersediaan ruang perawatan di rumah sakit rujukan. Dia memprediksi, jika kasus harian di atas 1.000 setiap hari, dalam waktu dekat ruang isolasi dan kamar perawatan tidak mampu lagi menampung pasien.

Baca juga : Begini Cara Pelanggan Dapat Token Listrik Gratis PLN

“Kapasitas harus ditambah dengan menyulap tempat tidur pasien biasa menjadi fasilitas bagi pasien Covid-19. Baik di rumah sakit pemerintah, milik swasta, milik BUMN maupun milik TNI-Polri,” sarannya.

Matangkan Regulasi

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, semua pasien Covid-19, termasuk yang tidak memperlihatkan gejala, akan menjalani isolasi di fasilitas kesehatan milik pemerintah. “Dengan begitu kita akan bisa memutus mata rantai (penyebaran Covid-19) lebih efektif,” kata Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengaku, regulasi larangan isolasi mandiri masih dimatangkan. Intinya, isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit akan menjadi tanggung jawab pemerintah. “Isolasi itu akan dikelola oleh pemerintah. Ini agar lebih efektif memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Anies dalam keterangannya, kemarin.

Baca juga : Jangan Sampai Pasien Harus Waiting List Kalau Mau Masuk

Menurut Anies, selama ini isolasi mandiri kotraproduktif. Karena banyak di antara orang yang terinfeksi tidak menjalakan protokol kesehatan dengan disiplin. Padahal, kata Anies, pasien yang diizinkan isolasi mandiri selama ini adalah pasien yang memiliki tempat tinggal cukup luas.

‘’Karena tak disiplin, imbasnya, merembet ke ibunya, bapaknya, anaknya, pamannya hingga warga dan lingkungan sekitar pun tertular. Alhasil muncul banyak kluster rumah tangga dan permukiman,’’ ungkap Anies.

Selama ini, lanjutnya, yang dianjurkan isolasi di fasilitas milik pemerintah adalah yang tinggal di permukiman padat. Ke depan semua akan diisolasi di fasilitas milik pemerintah. Dengan isolasi di fasilitas pemerintah, nantinya tidak akan ada isolasi mandiri bagi pasien Covid-19, meskipun hanya bergejala ringan atau tanpa gejala.

Anies mengungkapkan, orang yang positif Covid-19 tetapi tidak memiliki gejala akan diisolasi di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kebijakan ini telah disepakati bersama Presiden Jokowi.

Baca juga : BUMN Perangi Covid, Ini Rangkaian Bantuan BNI Selama Pandemi

“Kemarin ketika kami berbicara dengan Bapak Presiden, kami sampaikan bahwa orang- orang tanpa gejala akan diisolasi di Wisma Atlet dan itu sudah disepakati sehingga kami akan laksanakan dilaksanakan,” ungkap Anies.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.