Dark/Light Mode

Tak Jadi Prioritas Dalam APBD DKI

Lokasi Banjir Meluas, Tapi Penanganan Loyo

Rabu, 14 Oktober 2020 06:26 WIB
Ilustrasi warga sedang duduk di depan pelatarannya yang banjir di Kebon Pala RT 06 RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (5/10). (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)
Ilustrasi warga sedang duduk di depan pelatarannya yang banjir di Kebon Pala RT 06 RW 05 Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (5/10). (Foto : Rakyat Merdeka/Dwi Pambudo)

 Sebelumnya 
Pimpa Air Ditambah

Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Juaini Yusuf mengatakan, sudah menyiapkan 3 jenis pompa untuk pengendalian banjir, yaitu pompa stasioner, pompa mobile, dan pompa apung.

Untuk pompa stasioner, saat ini Dinas SDA memiliki 487 unit pompa stasioner yang tersebar di 178 lokasi. Lokasi pompa tersebut umumnya berada di dekat sungai, waduk, maupun pintu air. Ketika tinggi muka air meningkat, pompa ini akan bekerja langsung untuk memompa air menuju sistem drainase yang lebih besar.

Baca juga : Ridwan Kamil Prioritaskan Bantuan Penanganan Covid-19 Untuk Kabupaten Bogor

Menurut Juaini, kondisi pompa stasioner, 90 persen dalam keadaan baik. “Sisanya masih dalam perbaikan. Untuk pompa yang kondi- sinya baik pun secara rutin kami lakukan pengecekan agar pompa dapat bekerja secara optimal pada saat musim hujan,” jelas Juaini.

Selain pompa statisioner, tahun ini pihaknya juga telah menyiapkan penambahan sekitar 10 unit pompa mobile. “Saat ini kami telah mempunyai 160 unit pompa mobile dengan kapasitas hingga 400 liter per detik,’’ tuturnya.

Jumlah tersebut, lanjutnya, akan bertambah sekitar 10 unit. Pompa mobile tersebut diprioritaskan untuk lokasi seperti Kali Betik, Muara Angke dan Teluk Gong, serta lokasi rawan genangan lainnya. Yang terbaru, Dinas SDA saat ini memiliki 65 unit pompa apung yang telah disebar ke 5 wilayah DKI Jakarta.

Baca juga : Gelora Mulai Panaskan Mesin Partai Jelang Pilkada 2020

Masing-masing wilayah mendapatkan 13 pompa apung. Pompa ini memiliki bentuk yang simpel sehingga praktis digunakan untuk menyedot air di permukaan yang tidak dapat dilalui pompa mobile.

“Meski ukurannya lebih kecil dan bentuknya lebih sederhana, daya sedot pompa apung cukup besar, yakni mencapai 50 liter per detik. Kami berharap pompa ini dapat semakin memaksimalkan penanganan banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta,” terang Juaini.

Selain itu, pengerukan secara masif juga masih terus dilakukan di sungai, waduk, embung, dan situ yang ada di DKI Jakarta melalui program Gerebek Lumpur. Tak hanya mengerahkan alat berat, pembersihan lumpur dan sampah juga dilakukan di saluran- saluran mikro secara manual oleh Satuan Tugas (Satgas) Dinas SDA.

Baca juga : Masalah Pengungsi dan Perdagangan Orang Perlu Penanganan Lintas Sektor

Kolaborasi dengan kelurahan untuk menggerakkan warga juga dilakukan untuk meningkatkan kepedulian warga terkait kebersihan saluran di sekitar tempat tinggalnya.

Gerebek Lumpur secara masif telah dilakukan di 2 lokasi dengan mengerahkan 3 kali lipat alat berat. Pada tahap pertama telah dilaksanakan di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, 21 September lalu, dengan menggunakan 15 unit ekskavator. Tahap kedua telah dilakukan pengerukan di Kali Baru Barat, segmen Jalan Dr Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan, pada 30 September 2020. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.