Dark/Light Mode

Jadi Tempat Parkir Dan Lapak Pedagang

Ngeri, Trotoar Di Panglima Polim Jadi Jalur Tengkorak

Rabu, 3 Maret 2021 05:55 WIB
Ridwan (40), tunanetra penjual krupuk saat menabrak truk yang parkir hingga melewati jalur kuning khusus penyandang disabilitas di Jalan Panglima Polim, Pulo, Jakarta Selatan pada Jumat (26/2/2021) sore. (Foto: Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo)
Ridwan (40), tunanetra penjual krupuk saat menabrak truk yang parkir hingga melewati jalur kuning khusus penyandang disabilitas di Jalan Panglima Polim, Pulo, Jakarta Selatan pada Jumat (26/2/2021) sore. (Foto: Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koalisi Pejalan Kaki (KPK) memprotes penyerobotan trotoar di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi lahan parkir dan lapak dagang.

Perubahan itu mengganggu pejalan kaki, terutama kaum disabilitas. Belum lama ini, sebuah video memperlihatkan seorang tunanetra bernama Ridwan menabrak truk yang lagi parkir di trotoar Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Video itu pun viral. Kejadian itu terjadi karena badan truk itu menutupi guiding block atau jalur kuning yang menjadi pembimbing jalan tunanetra. Tongkat Ridwan menuju badan truk merah saat mencoba mencari garis kuning.

Merespons kejadian itu, KPK mendesak agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menindak tegas pelanggaran itu.

Baca juga : Anwar Ibrahim: Kebebasan Pers Dan Berbicara Di Malaysia Dibungkam!

Ketua KPK, Alfred Sitorus mengungkapkan, selain di Panglima Polim, trotoar dijadikan lahan parkir kendaraan banyak terjadi di berbagai wilayah di Jakarta Selatan lainnya. Antara lain di Kemang, Blok M, Gunawarman, Jalan Pattimura, Raden Fatah di Kebayoran Baru, juga di Fatmawati, dan Lebak Bulus. Hal itu banyak terjadi pada trotoar dekat pusat perkantoran, kuliner, dan kawasan bisnis. Menurutnya, salah satu yang paling parah di trotoar Jalan RS Fatmawati-Blok M.

“Ruas jalur itu (termasuk Panglima Polim) sebagai jalur tengkorak (berbahaya) bagi pejalan kaki. Pasalnya, isinya orang jualan dan parkir kendaraan,” ungkap Alfred dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, Selasa (2/3).

Dia membeberkan, kendaraan yang parkir di area itu, biasanya pemilik pengunjung gedung dan pertokoan di sepanjang jalan ini. Selain itu, ada juga pengemudi ojek online yang mangkal.

Baca juga : Dino Patti Djalal Minta Polisi Kejar Dalangnya

Kondisi itu, lanjutnya, pada malam hari, semakin semeraut. Banyak pedagang dirikan tenda. Pelebaran trotoar juga tak memberikan pengaruh terhadap kenyamanan pejalan kaki. Sebab, trotoar sering digunakan sebagai jalan oleh pengemudi sepeda motor untuk menghindari kemacetan.

“Yang mengalah, sudah pasti pejalan kaki. Mereka terpaksa turun ke jalan berbaur dengan kendaraan bermotor. Kalau sampai celaka? Siapa yang menanggung?” imbuhnya.

Dia menilai, jalur kuning seakan hanya pajangan. Perampasan hak trotoar sangat membahayakan hak penyandang disabilitas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.