Dark/Light Mode

Kondisi Bus & Kesehatan Sopir Dipertanyakan

Warga Diimbau Tak Mudik Dari Terminal Bayangan

Senin, 27 Mei 2019 09:21 WIB
Sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Pulo Gebang, Jakarta. (Istimewa)
Sejumlah bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Pulo Gebang, Jakarta. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terminal bayangan marak menjelang mudik Lebaran 2019. Keselamatan pemudik pun menjadi taruhannya. Sebab, bus-bus yang berangkat dari terminal bayangan ini, tentu dipertanyakan kondisi busnya dan kesehatan pengemudinya.

Soalnya, bisa jadi tidak ada pengecekan bus dan kesehatan pengemudi seperti kalau bus berangkat dari terminal resmi. Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, terminal bayangan marak di titik keramaian seperti pasar dan flyover di Jakarta.

Misalnya di Jakarta Barat, ada di Pasar Darurat Kapuk, Rawa Buaya, di samping tol lingkar luar Kayu Besar Cengkareng, Season City, dan sejumlah titik di Jalan Daan Mogot.

Terminal bayangan juga ada di depan Pasar Pisang, traffic light Palmerah-Petamburan, Jalan S Parman, Palmerah, Jalan Latumenten, Tambora, akses masuk Rusun Penjaringan, Pasar Kebayoran Baru dan banyak lagi titik lainnya di berbagai wilayah Ibukota.

Baca juga : Ini Kemudahan yang Ditawarkan Astra Infra bagi Pemudik di Jalan Tol Trans Jawa

Sebelum musim mudik Lebaran saja, di setiap terminal bayangan ini memberangkatkan lebih dari dua armada setiap hari. Biasanya pemberangkatan pagi dan sore. Kebanyakan tujuannya ke sejumlah kota di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Apalagi mudik Lebaran, keberadaan terminal tak resmi ini jumlahnya bertambah banyak. Armadanya pun bertambah. Warga yang hendak mudik ke kampung halaman banyak memilih naik dari terminal bayangan.

Alasannya praktis dan dekat dengan tempat tinggal mereka. Padahal biasanya, tiket bus di terminal bayangan biasanya lebih mahal daripada di terminal resmi.

“Saya rencananya Sabtu 1 Juni nanti naik bus dari Cengkareng situ samping tol lingkar. Mahal sedikit, nggak apa-apa daripada dari Kalideres, banyak calo, takut juga. Sudah biasa pulang kampung dari situ juga,” aku Fendi Haryanto, warga Purwokerto, Jawa Tengah yang bekerja di daerah Cengkareng, Jakarta Barat ini.

Baca juga : UKM Di Desa Mulai Terima Pembayaran Lewat Aplikasi

Fendi hanya berpikir praktis. Gampang dari sisi transportasi ke terminal bayangan. Tapi tidak memikirkan kondisi bus dan kesehatan pengemudi. Padahal, kalau bus berangkat dari terminal resmi seperti dilakukan di Terminal Tanjung Priok, kondisi bus diperiksa.

Mengenai maraknya terminal bayangan ini dikeluhkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurutnya, terminal bayangan membuat terminal utama, seperti Pulogebang, tidak beroperasi optimal.

Budi Karya bakal menyurati Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar menindak terminal bayangan. Menhub mengaku memiliki bukti mengenai maraknya terminal bayangan di Jakarta.

Dia menerima laporan pelaku usaha dari Terminal Pulogebang yang resah karena menjamur terminal-terminal tak resmi.

Baca juga : Bupati Kotawaringin Timur Jadi Tersangka

“Saya akan surati DKI, kalau dia enggak perbaiki, kami ambil alih,” ungkap Budi Karya.

Menanggapi hal itu, sejumlah perusahaan Otobus (PO) Terminal Terpadu Pulogebang mengamini Menhub Budi Karya. Agen PO Bus Nusantara menyatakan, kerugian yang diterima usahanya hampir seratus persen karena terminal bayangan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.