Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Proyek Kereta Cepat Investasi Jangka Panjang

Erick: Yang Nikmati Anak Dan Cucu Kita

Kamis, 18 November 2021 06:50 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meyakinkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak akan mubazir. Sebab, layanan transportasi itu akan sangat dibutuhkan untuk masa depan.

Menteri BUMN Erick Thohir menerangkan, balik modal investasi proyek infrastruktur, tidak bisa dirasakan dalam jangka pendek. Bahkan, bisa saja proyek ini baru dirasakan manfaatnya pada generasi berikutnya.

“Konteksnya, kalau (investasi) infrastruktur memang lama. Mungkin, kita rasakan setelah meninggal. Yang merasakan (manfaat) pun anak-cucu kita,” ujar Erick, dalam wawancara eksklusif Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV, Minggu (14/11).

Menurutnya, sebuah negara membutuhkan pengembangan infrastruktur yang akan bermanfaat bagi lalu-lintas warganya di masa mendatang.

Baca juga : Satgas: Jangan Antipati Terhadap Kebijakan Pemerintah

Namun demikian, Erick memaklumi perbedaan pandangan soal supply and demand dari proyek ini antara ekonom dan Pemerintah.

“Saya melihatnya berbeda. Saya yakin, ini sama seperti proyek investasi yang membutuhkan waktu sangat panjang. Nanti, 30-40 tahun lagi pasti ada hubungannya dengan (manfaat) logistik, bukan saja manusia atau penumpang,” terangnya.

Atas alasan itu, meski banyak pihak menilai KCJB, Erick pede proyek garapan BUMN bersama China melalui konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) itu harus tetap diselesaikan.

“Waktu saya masuk (pemerintahan) proyek ini sudah berjalan 60 persen lebih. Masa harus berhenti. Kalau berhenti, berarti uangnya kebakar dong jadi besi tua (sia-sia),” katanya.

Baca juga : Akademisi Saran Pasang Aplikasi Dan Kamera Di Tubuh Polisi

Erick menuturkan, Pemerintah berupaya menyelesaikan proyek tersebut bisa beroperasi secara komersial tepat waktu, yakni di akhir 2022. Hingga awal November, progres KCJB telah mencapai 80 persen.

Mantan bos Inter Milan ini menjelaskan, skema proyek ini berbeda dengan proyek lainnya karena tidak bisa sepenuhnya menerapkan Business to Business (B to B), tanpa perlu jaminan dari Pemerintah. Dipastikannya, pembengkakan biaya yang ada juga disebabkan banyak faktor, bukan karena korupsi.

“Kenapa harganya naik? Kita tahu pembebasan tanah di Indonesia susah. Ini yang akhirnya angkanya jadi naik,” terangnya.

Belum lagi, terjadi pandemi Covid-19 yang membuat semua harga naik seperti baja dan batubara. Termasuk, cost investasi yang ada hubungannya dengan sumber daya alam juga naik.

Baca juga : Mantap, Ganti Kendaraan Umum Kini Kian Nyaman

“Jadi memang ada peningkatan (investasi) karena itu. Kemarin delay lagi karena nggak ada yang bisa kerja. Hampir 6-7 bulan tidak bisa kerja,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.