Dark/Light Mode

Proyek Kereta Cepat Investasi Jangka Panjang

Erick: Yang Nikmati Anak Dan Cucu Kita

Kamis, 18 November 2021 06:50 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Dia berharap, semua pihak dapat melihat persoalan kereta cepat tak hanya dari satu sisi. Manfaat kereta cepat, harus dilihat dari berbagai sudut pandang dalam kaca mata ekosistem transportasi yang utuh.

Erick berpendapat, banyak cara untuk membuat proyek kereta dengan panjang lintasan 142,3 kilometer (km) ini bisa menguntungkan. Misalnya, dengan mengalihfungsikan kereta-kereta reguler yang ada saat ini sebagai angkutan barang.

“Karena kita tidak punya kereta barang. Makanya ongkos logistik kita mahal, tidak hanya di udara, di laut, dan jalanan,” sebutnya.

Baca juga : Satgas: Jangan Antipati Terhadap Kebijakan Pemerintah

Tak sampai di situ, bos Mahaka Group ini memberi contoh Korea Selatan yang menggunakan 50 persen dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) di periode 1960 untuk pembangunan infrastruktur. Padahal dalam periode tersebut, Korea Selatan masih sangat miskin akibat peperangan.

“Masifnya pembangunan kala itu membentuk Korea Selatan saat ini menjadi negara maju,” sambungnya.

Menanggapi ini, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengacungkan jempol pada ketegasan Menteri Erick dalam mengambil keputusan.

Baca juga : Akademisi Saran Pasang Aplikasi Dan Kamera Di Tubuh Polisi

“Semua sektor sama sulitnya menghadapi pandemi. Tapi, proyek yang sudah berjalan memang harus diupayakan untuk selesai. Seperti kereta cepat, jangan sampai berhenti atau mangkrak,” ucapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, tak ada proyek yang tak mengalami hambatan. Apalagi ini merupakan proyek kereta cepat yang pertama ada di Indonesia.

Keberadaannya, kata dia, akan memberikan multiplier effect, mulai dari pembukaan akses jalan atau konektivitas dari dan menuju stasiun-stasiun, peningkatan investasi properti karena memiliki daya tarik tersendiri. Sehingga akan mendorong pertumbuhan di sekitar daerah yang dilalui kereta cepat. Termasuk peningkatan angkutan logistik, hingga nantinya akan berujung pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan nasional secara keseluruhan.

Baca juga : Mantap, Ganti Kendaraan Umum Kini Kian Nyaman

“Jadi, memang bukan sekadar soal jumlah penumpang saja, tapi dampak positifnya akan terus melebar ke sektor-sektor lainnya. Konsesi kereta sangat lama. Rata rata di jaman Belanda sekitar 90-100 tahun,” terang Djoko.

Ia optimistis, proyek ini bisa terus berjalan mengingat adanya perubahan manajemen, di mana PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI kini menjadi pimpinan BUMN dalam konsorsium proyek kereta cepat.

“Setidaknya sekarang dipegang PT KAI (pimpinan konsorsium), yang memang bergerak di industri kereta api. Jadi punya pengalaman dan rekam jejak yang baik dalam pengelolaan dan operasionalnya nanti,” pungkasnya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.