Dark/Light Mode

Ngobrol Dengan Dirut PT Telkom Ririek Adriansyah

Kerasnya Bisnis Digital, Lambat Sedikit Bisa Terpental

Minggu, 19 Desember 2021 06:50 WIB
Dirut PT Telkom Ririek Adriansyah, saat berbincang di Muda Podcast-RM, dengan host Ketua BUMN Muda Soleh Ayubi (kiri) dan Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara (kanan).
Dirut PT Telkom Ririek Adriansyah, saat berbincang di Muda Podcast-RM, dengan host Ketua BUMN Muda Soleh Ayubi (kiri) dan Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara (kanan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Bisnis telekomunikasi tidak kenal kata libur. Harus beroperasi 24 jam, bagaimana pun kondisinya. Karena itulah, bekerja di PT Telkom, tak mengenal fleksibilitas waktu. Ketika orang liburan, justru tetap harus nyari duit.

Cerita ini disampaikan Ririek di acara Muda Podcast, yang tayang di kanal YouTube BUMN Muda tadi malam. Bincang seru yang dipandu oleh Ketua BUMN Muda Soleh Ayubi dan Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara ini juga tayang di kanal YouTube Rakyat Merdeka TV sore ini.

“Betul memang itu salah satu challenge,” katanya, tersenyum kecil. Tapi, kata dia, hidup adalah pilihan. Bahkan kadang, tidak selalu punya opsi. Karenanya, ia harus pintar-pintar mengatur waktu.

Baca juga : Ngobrol Dengan PM Malaysia, Jokowi Tekankan Pentingnya Kerja Sama Perlindungan WNI

Tampil di Muda Podcast, Ririek berbaju casual yang santai. Gayanya kekinian. Tapi yang menarik, cara bicaranya. Cepat sekali. Menunjukkan tipikal semangat dan berjiwa dinamis. Cocok dengan budaya kerja di perusahaan telekomunikasi dan digital yang serba cepat. Seperti jaringan internet, jangan sampai sinyalnya lemot.

Jadi bukan hanya tidak mengenal libur. Tapi Ririek juga terbiasa kerja cepat. Bahkan, beradu cepat dengan kompetitor, menghadapi perubahan teknologi yang sangat pesat. “Industri Telkom ini sangat dinamis, teknologi ganti terus, kalau kita nggak ikuti, akan tereliminasi,” katanya.

Dulu, cara orang berkomunikasi hanya mengandalkan suara. Sekarang data.

Baca juga : Peruri Gaet Telkom Perkuat Transaksi Keuangan Digital

Karenanya, Telkom terus melakukan perubahan, atau transformasi tiada henti. Bisnis yang lama, menjual sambungan suara, melalui fasilitas telepon rumah. Lalu berkembang ke wartel atau warung telekomunikasi. Layanan wartel ini sempat menjamur di periode tahun 90-an.

Tak lama, teknologi berubah lagi saat hadir telepon seluler. Wartel langsung mati digilas kepraktisan ponsel. Kini, hampir semua orang punya handphone. Jadi, kata Ririek, yang membuat khawatir bisnis telekomunikasi sesungguhnya bukanlah kompetitor. Tapi, perubahan teknologi.

“Kompetitor kalau memenangkan persaingan, hanya akan ambil pasar kita. Tapi, teknologi, jika kita tidak mengikutinya, kita akan tereliminasi,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.