Dark/Light Mode

Blak-blakan Dengan Dirut PT PNM Arief Mulyadi

Presiden Sangat Intens Perhatikan Jutaan Nasabah Ultra Mikro

Selasa, 21 Desember 2021 06:40 WIB
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi foto bersama dengan host Sekretaris Umum BUMN Muda Arga M Nugraha (kiri), dan Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara (kanan) di sela-sela acara Muda Podcast-RM.
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi foto bersama dengan host Sekretaris Umum BUMN Muda Arga M Nugraha (kiri), dan Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara (kanan) di sela-sela acara Muda Podcast-RM.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhatian Presiden terhadap pelaku usaha kecil sangat serius. Dua pekan sekali, dia dimintai informasi tentang perkembangan nasabah Mekaar, program unggulan PNM. Apalagi, di awal masa pandemi, saat banyak usaha kecil tutup akibat pembatasan mobilitas masyarakat, perhatian Presiden jadi lebih intens.

Alhamdulillah. Kami merasa bangga. Pak Presiden cukup intens memperhatikan. Hampir dua minggu sekali me­minta informasi program Me­kaar,” kata Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi dalam Muda Podcast-RM.

Baca juga : Yuk, Terus Perkuat Solidaritas Nasional

Mekaar adalah layanan per­modalan berbasis kelompok. Na­sabahnya, perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro. Baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha. Mekaar adalah singkatan dari Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera.

Saking seringnya update data dan melapor, Arief sampai hafal jumlah nasabah Mekaar. Bahkan hingga angka detailnya. “Kalau tidak hafal, saya bisa ditegur Pak Menteri,” selorohnya.

Baca juga : Program Makmur Untuk Petani Digenjot Habis-habisan

Saat pandemi, jumlah nasabah Mekaar sempat berkurang. Pada Maret 2020, jumlahnya 6,4 juta. Lalu Juni 2020 turun menjadi 6,1 juta nasabah. Kata Arief, ratusan ribu nasabah itu bukan menghi­lang, tapi mereka belum mem­berikan pembiayaan atau cicilan. Saat pandemi, semua menjerit. Sekitar 57 persen nasabahnya diberikan keringanan. Maka, dia mengambil keputusan, untuk meliburkan aktivitas di lapangan. Tidak ada pembayaran angsuran, karena nasabah juga tidak bisa membuka usahanya.

“Nggak usah bayar dulu, jad­wal (pembayaran) kita geser,” katanya. Nah, jumlah nasabah lantas pelan-pelan tumbuh lagi. Bahkan, Desember 2020, sudah menjadi 7,8 juta nasabah.

Baca juga : Sri Mulyani-Pimpinan MPR Sepakat Bertemu Guna Tingkatkan Sinergi

Bagaimana strategi PNM agar tetap bisa kompetitif? Kata Arief, tahun 2018, dia sudah memulai digitalisasi program Mekaar. Saat itu nasabahnya baru seki­tar 3,5 juta orang. Cita-citanya mendigitalisasi saat itu, untuk creating value, agar PNM lebih produktif. Dia juga ingin membuat legacy, jika suatu saat meninggalkan posisinya. Tapi, ternyata pandemi kebu­ru melanda. Dampak baiknya, mengubah proses digitalisasi lebih cepat dari yang direncanakan.

Sebanyak 10,9 juta nasabah Mekaar mem­bentuk 630 ribu kelompok. Mereka melakukan pertemuan setiap pekan. Empat hari seminggu ada 150-160 ribu kelompok yang melakukan pertemuan. Atau to­tal sekitar 2,7 juta nasabah Me­kaar hadir di setiap pertemuan. Nah, akibat pandemi, tatap muka sulit dilakukan. Maka, dilakukan secara virtual.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.