Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Muktamar Ke-34 Jangan Cuma Milih Rais Aam Dan Ketua Umum, Inovasi NU Ditunggu...

Selasa, 21 Desember 2021 10:39 WIB
Ketua PBNU Prof. Muhammad Nuh (Foto: Dewan Pers)
Ketua PBNU Prof. Muhammad Nuh (Foto: Dewan Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Muktamar ke-34 yang akan dilangsungkan di Lampung, 22-24 Desember 2021 memiliki makna yang strategis, karena berada di penghujung 100 tahun pertama.

Ini berarti, NU harus menyiapkan 100 tahun kedua, yang harus dikelola sebaik-baiknya.  

Baca juga : Masyarakat Jangan Sampai Salah Informasi Soal Omicron

"Jangan sampai, di ujungnya menampakkan kegaduhan. Menampakkan ketidakmampuan mengelola warisan yang begitu dahsyat. Ini tantangan yang terus terang yang paling berat, terlepas dari dinamika ini dan seterusnya," kata Ketua PBNU Prof Muhammad Nuh dalam tayangan Road to Muktamar Ke-34 NU Seri 8: Nahdlatul Ulama dan Tantangan Perguruan Tinggi, seperti dilansir NU Online, Selasa (21/12).

"Makna strategisnya, sekali lagi, kita harus menyiapkan pondasi. Karena kita mau naik ke 100 tahun berikutnya. Menuju masa depan, serta program kerja lima tahun mendatang," imbuhnya.

Baca juga : SIM Keliling Polda Metro Ada Di 5 Lokasi, Cek Di Sini.....

Prof. Nuh mengingatkan, institusi tertinggi muktamar ini jangan direduksi hanya untuk sekadar memilih Rais 'Aam dan Ketua Umum. Lebih dari itu, Muktamar ke-34 harus mampu menghasilkan keputusan-keputusan strategis.

"Organisasi yang cerdas harus banyak menawarkan alternatif Sebaliknya, organisasi yang tidak cerdas, termasuk orang yang tidak cerdas, itu orang yang ndak punya pilihan. Alternatif adalah bagian untuk meneruskan NU di 100 tahun kedua," tutur Ketua Steering Committee (Panitia Pengarah) Muktamar Ke-34 NU itu.

Baca juga : Sambut 2022, Jamkrindo Siap Kembangkan Digitalisasi Dan Inovasi Produk

Prof. Nuh mengingatkan, ber-NU adalah dalam rangka khidmat. Membangun peradaban. Sehingga, tema besarnya NU harus mengambil wilayah kemungkinan, yang tidak mungkin.

"Wilayah yang tidak mungkin, jauh lebih luas dibanding dengan wilayah yang mungkin. Wilayah yang tidak mungkin itu memiliki nilai yang sangat luar biasa. Di situlah ada yang namanya inovasi. Dari yang tidak mungkin, menjadi mungkin," pungkas Prof. Nuh. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.