Dark/Light Mode

Wajib Tahu, 5 Bahaya Ini Mengintai Anak Yang Belum Divaksin Covid

Selasa, 25 Januari 2022 10:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk anak (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk anak (Foto: Dwi Pambudo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar Primadia Nariswari mengkritisi berbagai narasi yang menentang vaksinasi Covid-19 untuk anak. Karena katanya, angka kesembuhan anak mencapai 99 persen.

"Apakah yang 1 persen itu kemudian tidak berhak hidup dan sehat juga? Apakah Anda yakin, anak Anda kalau kena Covid, pasti masuk yang 99 persen? Bagaimana kalau anak Anda masuk yang 1 persen?" papar dokter yang akrab disapa Ning, melalui akun Instagramnya.

Menurut dr. Ning, orangtua sebetulnya tak perlu khawatir, mengingat hasil uji klinis pada anak menunjukkan profil efektivitas dan keamanan yang baik.

"Vaksinasi anak tidak diwajibkan. Bahkan, bukan sebagai syarat masuk sekolah. Jadi, silakan Anda putuskan yang terbaik untuk anak dan orang di sekitar anak Anda," tutur Ning.

"Ingat ya, Covid itu penyakit sosial. Anda sakit, bukan urusan Anda sendiri. Tapi, bisa berdampak fatal bagi orang di sekitar Anda. Di sinilah Covid itu mengajarkan, dan mengingatkan kembali bahwa pandemi baru akan selesai, jika kita juga peduli pada orang lain," imbuhnya.

Baca juga : Orang Tua Minta PTM Untuk Anak TK Dievaluasi

Namun, dr. Ning memahami, tidak semua anak bisa divaksin karena ada penyakit-penyakit tertentu. "Anak-anak ini bukan tidak mau tapi tidak bisa," ucap dokter yang aktif memberikan edukasi kesehatan lewat Instagram.

Berikut 5 fakta yang wajib Anda tahu, seputar pentingnya vaksinasi Covid untuk anak, seperti disampaikan dr. Ning:

1. Anak Bisa Mengalami Gejala Berat Akibat Covid

Tiap ada peningkatan kasus Covid, jumlah anak bergejala berat yang butuh perawatan RS juga meningkat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan, sejak adanya varian Delta, jumlah anak usia 0-4 tahun yang dirawat di RS meningkat 10 kali.

Baca juga : Terima Kasih Untuk Semua Yang Terlibat Vaksinasi Covid

Sementara jumlah anak usia 12-18 tahun yang belum divaksin dan dirawat di RS, meningkat 10 kali lebih tinggi dibanding dengan yang sudah divaksin lengkap. 

Di era Omicron ini, kenaikan kasus juga diikuti peningkatan jumlah kasus anak yang dirawat di RS, bahkan lebih tinggi daripada varian Delta (sumber: thelocalepidemiologist)

2. Anak Bisa Meninggal Akibat Covid 

Angka kematian anak di Indonesia 0,5 persen (usia 0-5 tahun) dan 0,5 persen (usia 6-18 tahun).

Jumlah kematian total sekitar 144 ribu (yang terdeteksi). Jadi, anak yang meninggal sekitar 720 anak 0-5 tahun dan 720 anak 6-18 tahun.

Baca juga : Menkeu: Tak Ganggu Pemulihan Ekonomi

Rata-rata 65 anak meninggal/bulan dan 2 anak meninggal/jam.

3. Anak Bisa Mengalami Long Covid Berat seperti MIS-C

MIS-C adalah suatu keradangan pada hampir seluruh organ tubuh, yang sering terjadi 2-6 minggu setelah terinfeksi Covid.

Sebanyak 66-73 persen anak yang mengalami MIS-C sebelumnya sehat.  

Data di AS menyebut, sebagian besar angka kejadian 2.1-6.3 per 100 ribu, butuh perawatan intensif. Sebanyak 1.4 persem meninggal.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.