Dark/Light Mode

Buru Teroris Papua Yang Bunuh 3 Anak Buahnya

Jenderal Dudung Bilang, Itu Kewenangan Panglima TNI

Sabtu, 29 Januari 2022 08:58 WIB
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Foto: Istimewa)
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Serangan teroris Papua yang menewaskan tiga prajurit TNI bikin banyak orang jengkel. Baik di dunia nyata, maupun di dunia maya.

Di dunia maya, banyak yang bersuara meminta Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman segera bertindak menumpas para teroris itu. Namun, Dudung tak bisa langsung bergerak. Dia bilang, keputusan memburu teroris Papua ada di tangan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Serangan itu dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Mereka menyerang Pos Koramil di Desa Tigilobak, Distrik Gome, Puncak, Papua, Kamis pagi (27/1). Tiga prajurit TNI AD dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH yaitu Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa, gugur. Sedangkan Pratu Saeful kritis.

Baca juga : Nangis-nangis, Wanita Yang Ngaku Anak Jenderal Bintang 3 Cium Tangan Arteria Dan Sungkem Ke Ibunya

Kembali ke Dudung, mantan Pangkostrad itu mengaku tidak memiliki kewenangan melakukan pengejaran terhadap anggota KBB yang menewaskan tiga anak buahnya itu. “Saya tidak bisa adakan pengejaran, adakan ini, saya tidak bisa. Itu kewenangan Panglima TNI,” jelas Dudung, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1).

Menurut Dudung, kewenangan KSAD hanya sebatas menyiapkan personel di Papua. Selebihnya, kewenangan operasional dijalankan Panglima. “Jadi begini, kalau TNI AD kan hanya menyiapkan personel. Operasional di sana kan kewenangan Panglima TNI, bukan saya,” ucapnya.

Namun demikian, mantan Pangdam Jaya itu mengungkapkan duka cita mendalam atas gugurnya tiga prajurit TNI AD ini. "Saya merasa kehilangan. Itu anak buah saya,” ungkapnya.

Baca juga : PR Bagi Jenderal Andika Perkasa Sebagai Panglima TNI

Lalu, bagaimana sikap Andika? Mantan KSAD ini langsung terbang ke Papua untuk melakukan evaluasi internal. Andika tiba di Papua sejak Kamis (27/1). Setelah satu hari di Papua, Andika sudah mengantongi identitas para pelaku penembakan. Dia telah memerintahkan anggotanya untuk terus mengejar anggota KKB itu. 

"Kepada mereka yang memilih cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, mau tidak mau harus membayar, harus bertanggung jawab. Ini adalah tindakan melawan hukum," tegas Andika, di Papua, kemarin.

Andika mengaku sudah mendalami akar penyebab gugurnya tiga prajurit yang melaksanakan tugas di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua. Hasilnya, pihak TNI tidak ada yang melakukan provokasi. Prajurit dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH hanya melakukan tugas rutin. "Justru pada saat tugas, lalu kami diserang," ujar Andika, menekankan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.