Dark/Light Mode

Teroris Papua Sulit Ditumpas

Anak SD Dan SMP Sudah Dilatih Angkat Senjata

Minggu, 30 Januari 2022 08:58 WIB
Foto yang diambil West Papua Liberation Army dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Mei 2019 di daerah Nduga di dataran tinggi Papua menunjukkan kelompok bersenjata ini terdiri atas atas pria dewasa dan anak di bawah umur.(Foto: AP: OPM)
Foto yang diambil West Papua Liberation Army dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada Mei 2019 di daerah Nduga di dataran tinggi Papua menunjukkan kelompok bersenjata ini terdiri atas atas pria dewasa dan anak di bawah umur.(Foto: AP: OPM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya pemerintah menumpas habis kelompok teroris di Papua tidaklah mudah. Meskipun jumlahnya sedikit, namun jaringan teroris ini sudah menyebar ke berbagai lapisan di Papua. Ironisnya, anak-anak SD dan SMP di Papua, ternyata sudah dilatih angkat senjata.

Informasi ini bukan hoaks atau rumor belaka. Tapi disampaikan langsung putra daerah yang juga Bupati Puncak, Willem Wandik. Sebagai kepala daerah, Willem mengaku tidak bisa memastikan kapan wilayahnya bakal aman dari serangan teroris.

Kenapa? Kata dia, kelompok bersenjata yang selama ini disebut sebagai teroris Papua itu, memiliki pimpinan dan kelompok masing-masing. Di setiap kelompok itu, kata dia, upaya perekrutan anggota terus dilakukan.

Baca juga : Jaksa Dan Hakim Sudah Maksimal, Masih Ada Kesempatan Banding

“Bahkan di dalam kelompok ini (bersenjata), ada anak-anak hingga usia remaja. Setingkat SD dan SMP yang sudah memegang senjata, sedang mencari jati diri. Mereka-mereka ini yang susah dikendalikan dan mengancam bagi kita ke depan,” beber Willem.

Politisi Partai Demokrat itu mengaku, selama ini dirinya sudah melalukan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan jalur kompromi, bahkan jalur persuasif. Cara-cara seperti ini dilakukan sejak Kabupaten Puncak masih bergabung dengan Kabupaten Puncak Jaya, sampai akhirnya mengalami pemekaran 13 tahun silam.

“Nyatanya, jalur persuasif susah sekali untuk menuju Kabupaten Puncak yang aman. Saya hanya bisa menyarankan kepada masyarakat, ASN dan siapapun di kabupaten ini agar selalu siaga dan waspada dalam beraktivitas,” ujarnya.

Baca juga : Terima Suap Proyek Rp 786 Juta, Bupati Langkat Ditersangkakan KPK

Willem juga menyesalkan, aksi para teroris itu kembali menelan korban dengan tewasnya 3 orang prajurit TNI Satgas YR 408/SBH. Ketiga korban tewas setelah posko keamanan yang terletak di Distri Gome, Kabupaten Puncak, diserang secara brutal pada Kamis (27/1) sekitar pukul 05.00 WIT.

Sebelumnya, Kepolda Papua, Irjen Mathius D Fakhri meminta Bupati Puncak kembali berkomunikasi dengan kelompok penyerang. Tujuannya, agar konflik bersenjata itu tak terulang di sana.

“Kemarin saya sudah menelepon Bupati Puncak untuk segera membangun komunikasi aktif, kami minta kepada mereka untuk tidak melakukan langkah-langkah bodoh yang dampaknya justru dirasakan masyarakat,” kata Fakhiri.

Baca juga : Kapolri Cek PTM Di Bali, Senang Dengar Siswa Sudah Divaksin Lengkap

Menko Polhukam, Mahfud MD menyebut, saat ini pemerintah melakukan pendekatan defensif alias bertahan. Kenapa bertahan? Karena strategi ini lebih mengutamakan keselamatan warga sipil. Ia menilai, strategi ini jauh lebih baik untuk mencegah timbulnya korban masyarakat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.