Dark/Light Mode

Virus Baru NeoCov, Semoga Tak Menulari Manusia

Minggu, 30 Januari 2022 19:06 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti kemunculan virus Corona jenis baru, NeoCov yang disebut memiliki tingkat infeksi dan berpotensi meningkatkan angka kematian dibanding SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Namun, NeoCov bukanlah varian baru. NeoCov adalah kerabat dekat virus penyebab infeksi saluran pernapasan Timur Tengah, MERS CoV dan beredar di antara kelelawar.

Dalam riset pekan ini, para ilmuwan Wuhan mengingatkan publik, bahwa NeoCov atau Neo Covid dapat menyebabkan masalah, jika ditularkan dari kelelawar ke manusia.

"Ini baru berdasar analisis di laporan artikel, sejauh ini belum terbukti menulari manusia," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (30/1).

Baca juga : AHY Larang Kader Demokrat Komentari Hal-hal Sensitif

"Jadi, sekarang belum bermutasi. Belum tentu juga akan bermutasi lagi atau tidak. Bisa saja, tetap seperti sekarang dan tidak bermutasi lagi," imbuhnya.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu menyebut, karena NeoCov adalah virus Corona, seperti juga penyebab MERS CoV dan juga penyebab Covid-19, maka orang dapat saja berteori.

Bahwa kalau nanti NeoCoV bermutasi, bisa saja diduga bahwa penularannya akan seperti Covid-19, dan fatalitasnya seperti MERS CoV. 

Tapi, itu kalau NeoCoV bermutasi ke arah itu. Bisa saja mutasinya, kalau toh ada, akan ke arah lain lagi.

Baca juga : Electrum Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik

"Sekali lagi, mungkin saja NeoCoV sekarang tidak bermutasi ke arah menyerang manusia. Kalau toh menyerang manusia, bisa saja seperti yg dikhawatirkan. Bisa juga, tidak seperti itu," jelas Prof. Tjandra.

Menurutnya, dalam situasi ini, para ahli akan memonitor perkembangan NeoCov. Kita ikuti saja perkmbangan ilmiah yang valid.

"Harus diketahui, mungkin saja dari waktu ke waktu, ada virus-virus jenis baru. Ini sudah terjadi sejak dulu. Tetapi sekarang, karena pandemi Covid-19, semua orang jadi sangat memperhatikan," papar Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

"Masyarakat baiknya mengambil berita dari sumber-sumber dipercaya, atau mengkonfirmasi pada sumber yang tepat. Jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan, yang mungkin keliru. Apalagi, sampai panik," pungkasnya. [HES]

Baca juga : Direksi Baru TASPEN Siap Tegakkan Lima Pilar BUMN

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.