Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Covid-19 Berpeluang Terus Bermutasi

Omicron Cepat Menular BukanTanda Pandemi Bakal Tamat...

Rabu, 9 Februari 2022 08:00 WIB
Omicron. (Foto: Istimewa).
Omicron. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 diprediksi belum berakhir tahun ini. Terus bermutasinya virus Corona menjadi varian baru, termasuk varian Omicron yang lebih cepat menular, bukanlah tanda pandemi akan tamat.

Pakar Epidemiologi Griffith University, Aus tralia, Dicky Budiman menegaskan, varian Omicron bukan varian terakhir dan melemah dibanding varian Covid-19 sebelumnya. Memang, berdasarkan riset, varian Omicron tidak seperti Delta yang lebih berbahaya.

“Saya tegaskan, gelombang ini bukan berarti terakhir. Kedepan akan ada, tapi dampaknya makin kecil, karena orang yang memiliki imunitas makin banyak,” kata Dicky.

Menurut Dicky, masih banyak penduduk di dunia yang belum memiliki imunitas. Termasuk juga, banyak negara yang belum melakukan mitigasi mencegah orang supaya tidak terinfeksi virus asal Wuhan, China ini.

Baca juga : Kasus Kematian Omicron Mencuat, Pemerintah Harus Lakukan 7 Hal Ini

“Selama virus ini memiliki peluang menginfeksi orang, maka mempunyai peluang ber mutasi,” jelasnya.

Mutasi virus, kata dia, tidak membuatnya semakin melemah. Yang membuat terkesan me lemah adalah karena imunitas dari manusia yang makin membaik. Apalagi lanskap imunitas dari negara dan daerah semakin bagus sebagai indikasi trush hold immunity makin tercapai.

“Yang membedakan situasi gelombang Delta tahun lalu dengan Omicron saat ini ada lah status vaksinasi Covid-19. Karena vaksinasi Covid-19 membedakan dampak atau output klinis akibat terinfeksi apa pun varian Covid-19,” jelasnya.

Selain itu, kata Dicky, pembeda yang khas dari varian Delta dan Omicron, Delta dapat mem buat dampak serius di paru-paru seperti pneumonia.

Baca juga : Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi Bahan Bakar Setara EURO V

Kendati begitu, dia menekankan, kemungkinan terjadi kerusakan serius akibat Omicron tetap ada.

“Dari kasus yang ada, bahkan tidak bergejala, ternyata ada kerusakan di paru-paru. Jadi tidak bisa dianggap semua begitu (tidak berbahaya). Tapi potensi lebih kurang,” ungkap Dicky.

Dicky menuturkan, setiap adanya gelombang kenaikan kasus Covid-19, akan memperkecil varian sebelumnya. Soalnya, Varian of Concern (VOC) memilki karakter cepat menular, lebih mudah menginfeksi, maka otomatis akan lebih dominan.

“Ketika varian Alpha muncul, maka varian sebelumnya akhirnya terkalahkan. Kemudian Alpha terkalahkan oleh Delta yang lebih menginfeksi. (Tapi) lebih cepat, mudah dan menginfeksi Delta dibandingkan Omicron,” kata dia.

Baca juga : Omicron Lebih Menular Iya, Tapi Nggak Bikin Parah Lho

Dengan fakta itu, Dicky mengatakan, ada pesan penting yang perlu diketahui. Pertama, varian yang muncul tidak dapat terhindarkan. Selama membiarkan virus terus menginfeksi, potensi bermutasi dan melahirkan varian selalu ada.

“Kedua, varian yang muncul bisa berpotensi lebih mudah menginfeksi. Karakter varian sebelumnya berbeda dengan Omicron, yaitu bisa menginfeksi orang yang belum divaksin, bahkan yang sudah divaksinasi,” tandas Dicky.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.