Dark/Light Mode

Banyak Provinsi Belum Update Data Corona

Giliran Pilkada Bisa Cepat, Pas Pandemi Kok Lemot...

Jumat, 10 September 2021 06:10 WIB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Istimewa).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Masih banyak provinsi yang belum memperbarui data kasus aktif Covid-19. Padahal, pembaruan data penting, sebagai pijakan pengambilan kebijakan penanganan kasus virus asal Wuhan, China ini.

“Kami ingatkan, meski kasus Covid-19 menurun, masih banyak provinsi yang belum memperbaharui status kasusnya yang lebih dari 21 hari,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

Dia menyebutkan, kendala keterlambatan pembaruan data kasus aktif Covid-19. Yaitu, panjangnya prosedur administrasi yang harus dilalui untuk melaporkan data. Mulai dari level Rukun Tetangga (RT) hingga Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Baca juga : Cepat Pulih Indonesiaku...

Kendala kedua, kata dia, adalah keterbatasan tenaga kesehatan (nakes) untuk bisa langsung meng-input data. Soalnya, beban kerja nakes dalam menangani kasus Covid-19 sangat tinggi pada saat itu.

“Kemenkes tentunya telah melakukan ber­bagai evaluasi. Ke depan diharapkan rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya dapat langsung melaporkan data kematian pada Kemenkes, sehingga keterlambatan pelaporan data ini dapat diminimalisir,” tuturnya.

Nadia mengungkapkan, saat ini secara nasional, rata-rata kasus Covid-19 di Tanah Air telah berada pada situasi asesmen level 2. Kata dia, hanya dua provinsi yang masih berstatus di level empat, yakni Bali dan Kalimantan Utara. “Sisanya, di level tiga dan dua,” katanya.

Baca juga : Kasus Corona Di Negeri Jiran Terus Cetak Rekor

Dalam catatan Kemenkes, kasus konfirmasi dan kematian Covid-19 dalam 3-4 pekan terakhir menurun 42 persen diband­ingkan pekan sebelumnya. Begitu juga angka kematian, turun 29 persen.

Adapun pemeriksaan laboratorium yang merupakan kombinasi antara pemeriksaan PCR dan RDT Antigen, mengalami peningkatan. Saat ini, Indonesia mencatatkan testing rate mencapai 3,07 orang yang dites per 1.000 penduduk per minggu atau 3 kali lipat dibandingkan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Positivity rate 14 provinsi mencatatkan sudah kurang dari 5 persen. Ini akan kita pantau dan upayakan untuk provinsi lainnya mencapai angka di bawah 5 persen,” lanjutnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.