Dark/Light Mode

Persilakan Warga Jalan-jalan, Longgarkan Masa Karantina

Pak Luhut Injak Gas

Rabu, 16 Februari 2022 08:33 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. maritim.go.id).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. maritim.go.id).

 Sebelumnya 
“Beberapa hasil studi menyebutkan, jumlah virus pada orang yang sudah divaksin lebih cepat turun dibanding yang belum,” kata Wiku.

Wiku mengatakan, penurunan jumlah virus membuat masa penyembuhan lebih cepat. Sehingga, risiko menularkan Covid-19 pada orang lain cenderung lebih kecil. “Meski begitu, PPLN harus tetap hati-hati dan disiplin protokol kesehatan setelah menyelesaikan masa karantina,” papar dia.

Wiku menyebut pemerintah membuat kebijakan berdasarkan kondisi yang dinamis. Masyarakat juga diajak menerapkan langkah bijak. “Caranya, beradaptasi dengan baik dan belajar terus untuk perbaikan,” tutur dia.

Baca juga : Jangan Benturkan Agama Dan Budaya

Sebelum kebijakan soal karantina, Luhut juga mempersilakan masyarakat jalan-jalan. Terpenting, mereka yang maju jalan-jalan adalah yang sudah divaksin lengkap plus booster dan tak memiliki komorbid.

“Jadi kekhawatiran kita tidak ada yang berlebihan, kalau memang sudah divaksin, sudah dua kali, sudah booster, dan tidak ada komorbid, ya jalan-jalan saja. Ndak perlu ada yang dikhawatirkan berlebihan,” kata Luhut.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban mengingatkan pemerintah untuk tidak menganggap enteng varian Omicron. Mengingat kasus kematian akibat Omicron di tanah air cukup tinggi. Bahkan, per Senin (14/2) angka kematian bertambah 145 orang, menjadi rekor terbanyak sepanjang 2022.

Baca juga : Relawan: Siapa Sih Yang Nggak Mau Deket Ganjar?

Untuk itu, Prof Zubairi meminta pemerintah untuk tidak buru-buru menormalkan keadaan dengan membuat sejumlah kelonggaran.

“Jangan menormalkan jumlah kematian ini, kemudian dibandingkan dengan jumlah populasi Indonesia. Tidak ada satupun kematian yang baik-baik saja,” cuit Prof Zubairi di akun Twitter miliknya.

Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa belakangan ini, kebijakan pelonggaran tidak hanya dilakukan oleh Indonesia. Tapi juga oleh banyak negara untuk memulihkan aktivitas sosial dan roda perekonomian. Meskipun status pandemi belum secara resmi dicabut oleh WHO.

Baca juga : Ini Yang Bisa Dilakukan Saat Jalan-jalan Ke Kota Virtual Lokaborasi

“Memang cakupan vaksinasi kita belum pada level threshold herd immunity, tentu ini bukan tanpa resiko. Ada resiko dan sulit untuk dihindari karena memang ini secara bertahap harus dipulihkan. Baik itu pelonggaran di pintu masuk dan karantina,” kata Dicky kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.