Dark/Light Mode

Kalau Ada Gempa Kuat Dan Tsunami

BMKG Ingatkan Gubernur Banten, Kawasan Industri Cilegon Bakal Babak Belur

Rabu, 16 Februari 2022 20:45 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pertemuan membahas antisipasi tsunami di wilayah Banten. (Foto: BMKG)
Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam pertemuan membahas antisipasi tsunami di wilayah Banten. (Foto: BMKG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan Gubernur Banten Wahidin Halim, soal ancaman gempa bumi dan tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah yang dipimpinnya.

Dwikorita menyebut, salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami adalah Kota Cilegon.

"Cilegon yang berada di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda, selain strategis juga memiliki risiko bencana yang cukup besar, jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami," kata Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (16/2).

Selama ini, Cilegon dikenal sebagai kota industri dengan banyaknya industri penting di kota tersebut. Selain itu, Cilegon juga menjadi rumah bagi berbagai macam objek vital negara seperti Pelabuhan Merak, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, dan masih banyak lagi.

Baca juga : BMKG Ingatkan Ancaman Tsunami Di Cilegon Banten

"Apabila terjadi gempa kuat yang diikuti tsunami, maka Kawasan Industri Cilegon ini menyimpan potensi bahaya berupa bencana kegagalan teknologi dan menimbulkan kerugian. Berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, penyakit, cedera, bahkan kematian," jelas Dwikorita.

Saat terjadi gempa kuat yang diikuti tsunami, ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya.

Sekurang-kurangnya, ada empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut. Pertama, zona sumber gempa megathrust berstatus rawan gempa dan tsunami.

Kedua, zona sesar Mentawai, sesar Semangko, dan sesar Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami. Ketiga, zona graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, yang dapat membangkitkan tsunami.

Baca juga : Mentan Ingatkan Tantangan Industri Peternakan 4.0

Keempat, Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi, dapat memicu tsunami.

Dari pemodelan BMKG, jika gempa yang bersumber di zona megathrust Selat Sunda, dapat memicu potensi gempa dengan magnitudo 8,7.

Diperkirakan, kawasan Cilegon akan terdampak guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI, dan timbul kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Gempa dengan magnitudo maksimum 8,7 dapat memicu potensi tsunami tertinggi mencapai 8,28 meter di sekitar kawasan Pelabuhan Merak (Kota Cilegon).

Baca juga : Industri Mamin Kudu Bantu UMKM & Petani Naik Kelas

Sebab, posisi pelabuhan yang berada pada teluk yang menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar. Ini memungkinkan terjadinya amplifikasi/ penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut.

Genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak terjauh sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan dengan topografi landai.

Gempa dan tsunami juga berdampak pada kawasan industri Cilegon, berupa potensi kebakaran, sebaran zat kimia berbahaya, ledakan bahan kimia, ataupun tumpahan minyak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.