Dark/Light Mode

Buntut Digempur Corona

Selamatkan Ekonomi Habiskan 656 Triliun

Kamis, 17 Februari 2022 08:35 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Forum Rangkaian Side Event Presidensi G20 Indonesia. (Foto: kemenkeu).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Forum Rangkaian Side Event Presidensi G20 Indonesia. (Foto: kemenkeu).

RM.id  Rakyat Merdeka - Gempuran Corona benar-benar menguras kas negara. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia sudah menghabiskan Rp 656 triliun untuk menyelamatkan ekonomi yang babak belur digempur virus sialan itu. Untungnya, tanda-tanda ekonomi pulih pun, mulai nampak ke permukaan.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam Forum Rangkaian Side Event Presidensi G20 Indonesia bertajuk "Managing Risk of the Exit Policy Dynamics through More Diversified Currency to Support Global Trade and Investment", kemarin. Acara ini dihadiri dua gubernur bank sentral, yaitu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur Bank China Yi Gang.

Dalam acara ini, Sri Mulyani bicara banyak hal. Mulai dari bagaimana Indonesia mengelola ekonomi setelah dihantam pandemi, usaha-usaha untuk memulihkan ekonomi, dan pamer keberhasilan pertumbuhan ekonomi 2021.

Baca juga : Bangun Pemerataan Ekonomi, Khofifah Ungguli Ganjar Dan Anies

Sama seperti negara lain, ekonomi Indonesia ikut terkontraksi dihantam pandemi Covid-19 pada 2020. Sampai-sampai, ikutan nyemplung ke jurang resesi. Menghadapi krisis tersebut, Pemerintah mengeluarkan strategi kontra-siklus (countercyclical). Yaitu, menggunakan APBN untuk pemulihan ekonomi.

Biaya untuk penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi itu, ternyata tak sedikit. Sri Mulyani menyebut, Indonesia sudah menghabiskan dana sekitar 45,9 miliar dolar AS atau setara Rp 656,3 triliun untuk pemulihan ekonomi. Menurut Sri Mulyani, angka itu memang fantastis atau setara 23,6 persen dari total pengeluaran 2021. Namun, hal tersebut harus dilakukan karena kucuran dana itu memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi.

Kini, hasil dari kucuran dana itu sudah terlihat. Ekonomi mulai pulih di semua sektor. Mulai dari sisi penawaran, sisi produksi, lintas sektoral, hingga dari sisi permintaan. Kinerja ekspor pun sudah membaik didorong pemulihan ekonomi global. Pertumbuhan yang kuat juga terjadi di manufaktur dan pertambangan, karena kenaikan harga komoditas. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 kembali ke zona positif, yaitu 3,69 persen setelah tumbuh minus 2,07 persen di 2020.

Baca juga : Bamsoet Dorong APLI Tingkatkan Perekonomian Nasional

"Hasilnya, output perekonomian Indonesia sudah mencapai dan melampaui level sebelum pandemi. Ini membuat Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pemulihan yang sangat cepat," ucap eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, bangga.

Menurut menteri keuangan yang sudah mendapat banyak penghargaan ini, pemulihan yang relatif cepat membuktikan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding masa krisis 1998. “Kali ini, jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan pengalaman Indonesia selama krisis keuangan ASEAN 1997 dan 1998," ungkapnya.

Apa rahasia Indonesia bisa cepat pulih? Dia bilang, Pemerintah telah belajar dari pengalaman krisis 1998, sekaligus pengalaman negara-negara maju dalam menghadapi pandemi. Dengan begitu, Pemerintah berhasil memitigasi implikasi pandemi yang kompleks ini, sekaligus memproyeksi pemulihannya. Meski begitu, kata dia, tantangan ke depan tentu akan semakin kompleks dengan sejumlah rintangan yang mesti dihadapi, kebijakan yang efektif akan terus dikeluarkan oleh pemerintah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.