Dark/Light Mode

Pancasila�Perisai Milenial Dari Ekses Negatif Globalisasi

Selasa, 15 Maret 2022 18:48 WIB
Deputi Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP K.A. Tajuddin (kiri) menerima souvenir dari Rektor Unair Muhammad Nasih. (Foto: ist)
Deputi Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP K.A. Tajuddin (kiri) menerima souvenir dari Rektor Unair Muhammad Nasih. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai-nilai Pancasila adalah perisai bagi generasi muda. Guna membentengi diri dari ekses negatif era globalisasi dan digitalisasi.

Pandangan ini mengemuka dalam Seminar Nasional 'Pancasila Sebagai Perisai Intoleransi dan Ekstremisme di Arus Globalisasi dan Revolisi Industri 4.0' yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/3).

Deputi Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi BPIP K.A. Tajuddin mengatakan, Indonesia sangat beruntung memiliki Pancasila. 

Baca juga : Prima Aryana Laris Manis, Purinusa Siapkan Cluster Megah Aryana

"Jika tidak ada Pancasila, negara kita bisa bubar, karena antar suku atau agama mengedepankan suku agamanya masing-masing," buka Tajuddin.

"Maka harapannya adalah suku, agama, diperlakukan sama. Tidak ada yang diistimewakan, menimbulkan ketidakadilan," imbuhnya. 

Tajuddin meyakini, ideologi Pancasila sanggup menangkal intoleransi dan ekstremisme apalagi di era globalisasi dan revolusi industri.

Baca juga : Basarah Minta Kepala Daerah Proaktif Cegah Radikalisme

"Sangat berpengaruh pada perilaku bangsa Indonesia terutama generasi milenilal," paparnya. 

Tajuddin mengajak generasi muda untuk tidak melihat Pancasila sebagai 'barang jadul'. "Pancasila itu universal, tidak jadul. Justru banyak negara, tokoh bangga dengan Pancasila," tukasnya.

Sementara itu, Rektor Unair Muhammad Nasih menekankan pentingnya Pancasila sebagai fondasi pembangunan SDM, ekonomi, dan infrastruktur. 

Baca juga : Ngarep Gencatan Senjata, Sheva Minta Doa Dari Warga Italia

"Kalau Pancasila jadi tujuan bersama dalam pembangunan, maka tujuan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan terwujud," beber Nasih. "Artinya semua harus nyambung dasar dengan komitmen aktivitas seperti pembangunan," tambahnya.

Jika ingin menjadi perisai, lanjut Nasih, ideologi Pancasila harus diyakini oleh bangsa Indonesia dan dunia. "Jika dimiliki hanya beberapa golongan saja, maka akan terus menjadi pro-kontra," tegasnya. 

Seminar ini juga menghadirkan pembicara antara lain Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo, Prof. Jusuf Irianto, dan Dr. Suparto Wijoyo. [GO]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.